Harga Minyak Melonjak 3% Efek Data PDB AS dan Ketegangan Laut Merah

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.
Ilustrasi harga minyak global kembali melonjak pada Kamis. Efek rilis data PDB Amerika Serikat yang tumbuh lebih cepat di kuartal IV dan meningkatnya ketegangan di Laut Merah.
Penulis: Mela Syaharani
26/1/2024, 11.19 WIB

Harga minyak dunia mengalami kenaikan 3% pada penutupan perdagangan Kamis (25/1). Angka ini merupakan yang tertinggi sejak Desember usai data ekonomi Amerika Serikat (AS) menunjukkan pertumbuhan yang lebih cepat dari perkiraan pada kuartal terakhir. Kenaikan juga disebabkan oleh  ketegangan di Laut Merah yang terus mengganggu perdagangan global.

Harga minyak mentah Brent ditutup naik US$ 2,39 atau 2,99%, menjadi US$ 82,43 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik US$ 2,27 atau 3,02%, menjadi US$ 77,36 per barel.

Reuters menulis, Maersk mengatakan bahwa ledakan-ledakan yang terjadi di Laut Merah memaksa dua kapal yang dioperasikan oleh anak perusahaannya yang mengangkut suplai militer AS untuk mundur. Hal ini terjadi ketika mereka transit di Selat Bab al-Mandab di lepas pantai Yaman, dengan pengawalan dari Angkatan Laut AS.

"Kami akhirnya melihat pasar energi terbangun dari kemungkinan yang jelas bahwa gangguan rantai pasokan ini akan terus berlanjut selama berbulan-bulan," kata kepala analis pasar di Scope Markets Joshua Mahony dikutip dari Reuters pada Jumat (26/1).

Joshua mengatakan prospek solusi militer untuk memastikan perjalanan yang aman tampaknya tidak mungkin terjadi.

Pemimpin Houthi Yaman mengatakan pada hari Kamis bahwa kelompok ini akan terus menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel hingga bantuan diterima oleh rakyat Palestina di Gaza.

Direktur energi berjangka di Mizuho Bob Yawger mengatakan selain Gaza dan Laut Merah, sebuah serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap sebuah kilang minyak di Rusia selatan juga memicu kekhawatiran pasokan. 

Di AS, terjadi penurunan persediaan minyak mentah yang lebih besar dari perkiraan minggu lalu, terutama karena cuaca dingin yang ekstrim, juga mendukung harga. Menurut Administrasi Informasi Energi, persediaan AS turun 9,2 juta barel minggu lalu.

“Data pada Kamis menunjukkan bahwa ekonomi AS tumbuh pada laju yang lebih cepat daripada yang diperkirakan pada kuartal keempat, sebuah indikator permintaan yang positif,” kata Yawger.

Selain pertumbuhan ekonomi AS, kenaikan harga minyak juga menguat karena ekspektasi bahwa ekonomi China mulai pulih setelah bank sentral mengumumkan pemangkasan cadangan bank pada hari Rabu.

Mitra di Again Capital LLC John Kilduff mengatakan pasar telah menunggu stimulus ekonomi dari China selama beberapa bulan terakhir. “Pemangkasan cadangan bank dapat meningkatkan permintaan minyak,” kata John.

Harga Minyak Pagi Ini

Meski pada penutupan perdagangan Kamis menguat 3%, namun harga minyak melemah pada awal perdagangan hari Jumat (26/1). 

Harga minyak mentah Brent turun 32 sen, atau 0,39%, menjadi US$ 82,12 per barel pada pukul 01.15 WIB. Minyak mentah WTI turun 41 sen, atau 0,5%, menjadi US$ 76,95 per barel.

Melansir Reuters, para pejabat China telah meminta rekan-rekan Iran mereka untuk membantu mengendalikan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah oleh kelompok Houthi yang didukung oleh Iran. Sebab jika tidak, hal ini beresiko merusak hubungan bisnis dengan Beijing.

Reporter: Mela Syaharani