Program listrik desa (Lisdes) PLN berhasil mengalirkan listrik ke 76.900 desa dan kelurahan di seluruh Indonesia hingga akhir 2023. Secara nasional, sebanyak 83.637 desa dan kelurahan yang sudah berlistrik dengan rasio desa berlistrik (RDB) nasional mencapai 99,85%.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, pihaknya akan terus berupaya mendukung pemerataan listrik sebagai kebutuhan dasar masyarakat.
”Maka dari itu, bersama dengan pemerintah, kami akan terus menggenjot pemerataan listrik sampai wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) sesuai dengan pengejawantahan sila kelima Pancasila, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia,” ujarnya melalui siaran pers, dikutip Senin (29/1).
Secara periodik, capaian desa berlistrik PLN pada triwulan I (Januari-Maret) sebanyak 76.110 desa dan kelurahan. Pada periode tersebut, PLN mengaliri listrik bagi masyarakat di Kepulauan Aru.
Melalui dana Penyertaan Modal Negara (PMN), PLN membangun sistem listrik untuk 2.192 rumah tangga yang tersebar di 15 desa selama ini bergantung pada genset. Pada triwulan II (April-Juni) jumlah realisasi desa berlistrik mencapai 76.546 desa dan kelurahan, atau bertambah sebanyak 436 desa dan kelurahan.
Sementara itu, untuk triwulan III (Juli-September) jumlah Desa Berlistrik meningkat 133 desa menjadi 76.679 desa dan kelurahan. Terakhir, pada triwulan IV berhasil meningkat sebanyak 200 desa menjadi 76.900 desa dan kelurahan.
“Dengan bekal transformasi digital yang berhasil kami lakukan, pada 2024 kami yakin lebih signifikan. Ini adalah bagaimana sila kelima Pancasila benar-benar kita wujudkan dalam bentuk nyata, yaitu terang seantero negeri,” ujarnya.
Darmawan mengatakan, penggalakkan program Lisdes juga sejalan dengan langkah nasional dalam mencapai rasio elektrifikasi 100%. Hingga Desember 2023 rasio elektrifikasi nasional mencapai 99,79%.
“Untuk bisa menuntaskan mandat ini bukan sesuatu hal yang mudah. Berbagai rintangan jarak, cuaca, topografi ekstrem menjadi tantangan yang tak membuat PLN gentar dalam memberikan akses listrik kepada seluruh masyarakat,” tegas Darmawan.
Selain Lisdes, guna meningkatkan rasio elektrifikasi sekaligus memeratakan akses listrik kepada masyarakat juga dilakukan melalui program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL).
BPBL merupakan program bantuan pemasangan baru listrik bagi rumah tangga tidak mampu meliputi pemasangan instalasi tenaga listrik, biaya sertifikasi laik operasi (SLO), biaya penyambungan baru ke PLN sampai dengan pengisian token listrik perdana.
Sepanjang 2023, PLN berhasil merealisasikan program ini kepada 131.600 rumah tangga atau melebihi target 125 ribu rumah tangga. Penerima BPBL merupakan rumah tangga yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial berdomisili di daerah 3T, dan/atau berdasarkan validasi kepala desa/lurah atau pejabat yang setingkat layak menerima BPBL.