ESDM Setujui Revisi POD Lapangan Migas Ande-Ande Lumut

medcoenergi
Ilustrasi blok migas.
Penulis: Mela Syaharani
28/3/2024, 14.56 WIB

SKK Migas bersama Prima Energy Northwest Natuna Pte. Ltd. (PENN) telah menyelesaikan pembahasan revisi rencana pengembangan atau PoD (Plan of Development) I untuk lapangan migas Ande-Ande Lumut (AAL).

Revisi PoD tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri ESDM pada 5 Maret 2024. Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Benny Lubiantara mengatakan pengembangan lapangan AAL lumayan menantang.

“Disamping lokasi yang remote dan di perbatasan, sifat minyak pada reservoir tersebut adalah jenis heavy oil serta ada kecenderungan memiliki masalah kepasiran (sand problem), yang memerlukan penanganan khusus sehingga biaya operasional yang dibutuhkan relatif tinggi,” ujarnya dalam siaran pers yang dikutip pada Kamis (28/3).

Sebagai informasi Lapangan Minyak AAL termasuk lapangan dengan karakteristik minyak berat yang terletak di perairan Laut Natuna Barat, 20 km dari perbatasan Malaysia dan berjarak sekitar 260 km dari daratan terdekat (Matak, Anambas).

Penemuan Lapangan Minyak AAL dimulai dengan dilakukannya pemboran eksplorasi sebanyak 4 sumur. Sumur pertama AAL-1X dibor pada 2000, diikuti sumur AAL-2X dan AAL-3X pada 2006, serta 1 sumur appraisal AAL-4X dibor pada 2016.

Dari hasil DST (Drill Steam Tests) yang dilakukan sebesar 1.220 BOPD minyak dengan 15° API di Lapisan K sand dan sebesar 800 BOPD dengan 12° API di lapisan G sand. Lapangan Minyak AAL memiliki perkiraan volume in place sebesar 214 MMSTB (K and G2 sand) dan diperkirakan dapat memproduksi minyak sebesar 42,7 MMSTB.

SKK Migas menilai lapangan AAL sebagai salah satu harapan untuk meningkatkan produksi minyak nasional, mengingat kebutuhan minyak terus meningkat. Lapangan AAL juga akan menjadi salah satu tulang punggung dalam upaya mencapai target produksi minyak 1 juta barel pada 2030.

Melihat karakteristik Lapangan AAL, upaya mitigasi risiko yang dilakukan tertuang dalam revisi PoD dengan pelaksanaan proyek dilakukan dalam 2 (dua) tahap. Skenario fasilitas produksi menggunakan CPP (Central Production Platform) dan FSO (Floating, Storage, and Offloading).

Konsep ini merupakan perubahan dari konsep sebelumnya yang menggunakan WHP (Well Head Platform) dan FPSO (Floating, Production, Storage, and Offloading).

Tahap awal pengembangan AAL akan melibatkan pemasangan jaket platform dan pengeboran tujuh sumur produksi horizontal untuk memproduksi minyak dari kedua lapisan (K dan G sand).

Di sisi lain, CEO Prima Energy Northwest Natuna, Pieters Utomo, menegaskan bahwa PENN akan terus berkomitmen mengembangkan Lapangan Minyak AAL ini hingga mencapai produksi pada akhir 2026 dengan target produksi sebesar 20.000 bopd.

“Tantangan dari Lapangan Minyak AAL ini adalah berupa reservoir yang unconsolidated sand dan heavy oil, sehingga memerlukan pengeboran sumur horizontal yang panjang dan lower completion well yang khusus agar bisa membatasi produksi air dan pasir. Kami yakin bahwa dengan menggunakan teknologi baru yang telah terbukti dari lapangan minyak berat lainnya akan berhasil untuk Lapangan AAL,” kata Pieters.

Reporter: Mela Syaharani