Risiko Gangguan Pasokan Meningkat, Harga Minyak Dekati US$ 90/Barel

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Spt.
Foto udara anjungan lepas pantai Sepinggan Field Daerah Operasi Bagian Selatan (DOBS) Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), Kalimantan Timur, Selasa (26/3/2024).
Penulis: Happy Fajrian
3/4/2024, 18.58 WIB

Harga minyak terus meningkat mendekati US$ 90 per barel seiring meningkatnya risiko gangguan pasokan imbas kondisi geopolitik dari berlanjutnya serangan Ukraina ke infrastruktur energi Rusia dan meluasnya konflik di Timur Tengah.

Harga minyak mentah Brent naik 0,83% menjadi US$ 89,66 per barel, sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat (AS) naik 0,85% menjadi US$ 85,87 per barel.

“Meningkatnya kekerasan di dua titik panas konflik mendorong dua harga minyak acuan dunia naik ke level tertingginya tahun ini,” kata analis komoditas energi PVM, Tamas Varga seperti dikutip dari Reuters, Rabu (3/4).

Harga meningkat didorong serangan baru Ukraina menggunakan pesawat tanpa awak atau drone ke kilang-kilang minyak Rusia yang mengancam kapasitas produksi negara tersebut.

Investor juga mengkhawatirkan konflik di Timur Tengah meluas setelah Iran bersumpah akan membalas serangan Israel ke kedutaannya di Suriah pada awal pekan ini. Serangan tersebut menewaskan pejabat militer Iran.

Meluasnya konflik di Timur Tengah, melibatkan semakin banyak negara produsen minyak, berpotensi menyebabkan gangguan pasokan. Iran, yang mendukung perjuangan Hamas melawan Israel di Gaza, merupakan negara produsen minyak terbesar ketiga dalam OPEC.

Menambah kekhawatiran pasokan, perusahaan energi negara Meksiko, Pemex, meminta unit perdagangannya untuk membatalkan ekspor minyak mentah hingga 436.000 barel per hari bulan ini karena perusahaan tersebut bersiap untuk memproses minyak dalam negeri di kilang baru Dos Bocas.

Pada Rabu (3/4), gempa bumi terkuat di Taiwan dalam setidaknya 25 tahun terakhir menyebabkan Formosa Petrochemical menghentikan operasi di kilang Mailiao sebagai tindakan pencegahan, namun operasional kilang dilaporkan telah dimulai kembali.

Investor akan menantikan panel tingkat menteri OPEC+ hari ini, yang kemungkinan tidak akan merekomendasikan perubahan kebijakan produksi minyak apa pun menurut tiga sumber, karena telah memutuskan untuk memperpanjang pemotongan saat ini hingga bulan Juni.

Badan Informasi Energi (EIA) AS juga akan merilis data persediaan minyak. Data dari American Petroleum Institute melaporkan persediaan minyak mentah turun 2,3 juta barel pekan lalu.