Menurut data London Metal Exchange (LME), harga nikel pada April 2024 menunjukkan tren kenaikan. Ketua Umum Perhimpunan Pertambangan Indonesia (Perhapi) Rizal Kasli mengatakan hal ini disebabkan oleh beberapa hal.
“Bisa karena geopolitik global saat ini yang tidak menentu dan perang di Ukraina dan Israel-Iran yang memberikan dampak ketidakpastian terhadap ekonomi global. Adanya sanksi terhadap nikel Rusia oleh US dan Inggris yang berakibat Rusia tidak bisa ekspor nikel ke LME,” kata Rizal kepada Katadata.co.id pada Kamis (25/4).
Selain geopolitik, kenaikan juga disebabkan oleh kondisi suplai nikel saat ini. “Karena kekurangan stok di pasar, inventory berkurang. Kemudian suplai dari produsen nikel seperti Indonesia, Australia dan lain-lain,” ujarnya.
Kekurangan suplai ini imbas dari beberapa penutupan tambang nikel di Australia akibat penurunan harga nikel global. Rizal menyebut penutupan tersebut akan berpengaruh terhadap supply.
“Khusus Indonesia karena banyak perusahaan yang belum mendapatkan pengesahan RKAB sehingga menyebabkan ketidakpastian suplai,” ucapnya.
Senada, Direktur Eksekutif Reforminer Komaidi Notonegoro juga mengatakan bahwa naiknya tren harga nikel dipengaruhi kondisi geopolitik.
“Ini juga memberikan dampak terhadap permintaan komoditas tambang yang biasanya untuk bahan baku supporting di masalah perang begitu. Seperti pembuatan pesawat, pembuatan kendaraan maupun di persenjataan lainnya biasanya membutuhkan komponen-komponen dari hasil tambang,” kata Komaidi kepada Katadata.co.id.
Selain itu, Komaidi mengatakan kenaikan ini juga dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi menuju normal. “Artinya akan ada perbaikan dibandingkan Covid kemarin. Memang sudah menuju ke titik normal kembali, sehingga kebutuhan akan bahan baku kan naik. Nah, pasca kemarin dapat sentimen positif dari EV atau mobil listrik,” ujarnya
Sebagai informasi, harga nikel pada awal perdagangan hari ini Senin (22/4) mencapai level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir. Harga nikel untuk tiga bulan pada London Metal Exchange (LME) pada 02.00 GMT naik 0,8% menjadi US$ 19.740 per ton. Harga tersebut tercatat naik 8,6% dibandingkan minggu sebelumnya.
Sementara harga nikel untuk kontrak pengiriman Juni melonjak 6% menjadi US$ 20.389,68 per ton atau 147.660 yuan, menjadi level tertinggi sejak Oktober 2023. Sebagai informasi, kontrak pengiriman juni ini merupakan harga yang paling banyak diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange (SHFE).
Sebagai informasi, harga nikel pada penutupan perdagangan Kamis (25/4) di LME tercatat menurun 0,32% menjadi US$ 18.945 per ton.