Menteri ESDM Arifin Tasrif melaporkan adanya tren penurunan lifting minyak dan gas bumi dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini terjadi baik secara alamiah ataupun unplanned shutdown di beberapa lapangan migas. Penurunan ini terutama terjadi pada produksi minyak bumi domestik.
“Mengakibatkan adanya loss of production yang sampai dengan Mei 2024 sudah mengurangi sekitar 172 juta standar kaki kubik per hari dan 5.825 barel minyak per hari,” kata Arifin dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR RI pada Rabu (19/6).
Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan target lifting migas 2025 dengan lifting minyak dipatok 635 juta barel per hari (bph) sedangkan gas ditetapkan 5.785 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 1.033 juta barel setara minyak per hari (bsmph).
Berdasarkan paparan Arifin, kinerja lifting migas RI hingga Mei 2024 mencapai 1,5 juta barel setara minyak per hari (boepd). Angka ini terdiri dari lifting minyak sebanyak 561,9 ribu barel per hari (bph) dan lifting gas sebesar 939,8 ribu boepd.
Arifin mengatakan, SKK Migas telah mengambil langkah untuk mengantisipasi penurunan produksi melalui pelaksanaan pengeboran yang telah mencapai 950.
“Di samping itu terdapat empat strategi utama untuk meningkatkan produksi atau lifting melalui strategi improving existing asset value yaitu melalui peningkatan kegiatan pengeboran, pengembangan, dan reaktivasi sumur-sumur yang idle,” ujarnya.
Dia menambahkan, SKK juga melakukan transformasi sumber migas produksi melalui proses percepatan rencana pengembangan atau POD serta percepatan onstream proyek-proyek hulu migas.
Penambahan produksi atau lifting hulu juga dilakukan melalui penerapan Enhance oil recovery (EOR) dan water flood. “Melalui percepatan proyek EOR seperti di Minas serta exploration untuk giant discovery dengan meningkatkan kegiatan eksplorasi di offshore serta di laut dalam dan di Indonesia bagian timur,” ucapnya.
Target Lifting Migas 2025
Kementerian Keuangan dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2025 telah mematok target lifting minyak dan gas pada 2025. Jika dibandingkan dengan APBN 2024, angka lifting dalam KEM PPKF lebih rendah.
“Dengan mencermati tensi geopolitik yang saat ini masih berlanjut maka lifting minyak bumi 580 ribu sampai 601 ribu barel per hari dan lifting gas 1.004-1.047 ribu barel setara minyak per hari,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam pidatonya saat Rapat Paripurna DPR RI pada Senin (20/5).
Apabila target lifting minyak dibandingkan menggunakan rentang tertinggi (601 ribu bph), maka target lifting minyak dalam KEM-PPKF 2025 turun 5,35%. Sementara untuk gas jika menggunakan rentang tertinggi (1047 bsmph) naik 1,35%.