Pemerintah Pastikan Tidak Ada Kenaikan Harga BBM Subsidi Pada Juli

ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/aww.
Ilustrasi. Petugas SPBU mengisi BBM jenis solar subsidi di salahsatu SPBU, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (25/5/2023).
Penulis: Dini Pramita
30/6/2024, 13.19 WIB

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, yaitu Pertalite dan Solar, tidak akan mengalami kenaikan pada bulan Juli 2024. Tetapi kepastian serupa tidak mencakup harga untuk BBM nonsubsidi seperti Pertamax series dan Dex series.

Menurut Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi, sejauh ini Harga Minyak Mentah Indonesia atau Indonesia Crude Oil Price (ICP) cenderung stagnan. Tetapi, ada potensi beban berat terhadap APBN dari subsidi BBM akibat jebloknya kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat belakangan ini.

Adapun nilai tukar dolar AS berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) sampai 27 Juni 2024 berada di level Rp16.324. Sementara itu, untuk ICP sampai 27 Juni 2024 berada di level 79,12 dolar AS per barel. "Kalau harga minyak ICP masih stagnan, namun yang berat kursnya," kata dia dikutip Antara, Minggu (30/6/2024).

Menurut Agus, pemerintah telah menahan kenaikan harga BBM, baik bersubsidi maupun nonsubsidi, sejak awal 2024 untuk mendukung pemulihan ekonomi masyarakat.

Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif memberi lampu hijau kepada Pertamina untuk menaikkan harga BBM nonsubsidi pada Juli mendatang. Tetapi, ia memberi penekanan kenaikan harga tersebut harus diimbangi dengan daya beli masyarakat supaya tidak menekan perekonomian masyarakat. "Mau naik juga harus melihat daya beli masyarakat," kata dia, Jumat (28/5/2024).

Arifin menegaskan hingga saat ini belum ada pembahasan apapun ihwal harga BBM subsidi, meskipun ada tren kenaikan harga dan terutama dinamika kurs yang berpotensi membebani anggaran.

Sementara itu, Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata dalam Konferensi Pers APBN Kita Edisi Mei 2024 mengatakan, hingga saat ini belum ada pembahasan mengenai kemungkinan kenaikan harga BBM bersubsidi pada Juli mendatang. Meski ada tekanan dari subsidi, kata dia, konsumsi BBM yang terkendali membuat beban subsidi tidak terlalu menghimpit anggaran.

Per Mei 2024, realisasi subsidi untuk BBM berada di angka 5,57 juta kiloliter, lebih rendah dari periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 5,63 juta kl atau turun 1,0%. Berdasarkan data terbaru Kemenkeu sampai 31 Mei 2024, realisasi belanja subsidi BBM adalah sebesar Rp 6,6 triliun, dengan alokasi subsidi jenis BBM tertentu disepakati Rp 25,8 triliun untuk 19,58 juta kiloliter BBM pada 2024.