Bangun Dua Kapal Tanker LPG Baru, PIS Gandeng Perusahaan Kelas Dunia

Katadata
Ilustrasi, kapal tanker gas Pertamina International Shipping.
Penulis: Happy Fajrian
6/7/2024, 15.04 WIB

PT Pertamina International Shipping (PIS) menandatangani kerja sama dengan salah satu unit usaha BGN, sebuah perusahaan perdagangan komoditas internasional, untuk membangun dan menambah dua kapal tanker liquid petroleum gas (LPG) berjenis very large gas carrier (VLGC).

Penandatanganan kerja sama digelar di Istanbul, Turkiye, oleh CEO PIS Yoki Firnandi dan CEO BGN Trading Emin Imanov pada 1 Juli 2024, serta disaksikan oleh Group CEO BGN Rüya Bayegan. Yoki mengatakan bahwa BGN adalah mitra strategis PIS dan Pertamina Group dalam mendukung ketahanan energi Indonesia.

“Tahun lalu, kami menandatangani kesepakatan pertama di Abu Dhabi. Kini, kita berada di sini untuk menandatangani kesepakatan lainnya untuk co-owning dua unit VLGC yang akan dikirim pada 2027 nanti. Kami senang dapat mendukung dan memperkuat kerja sama antara kedua perusahaan,” ujarnya, Sabtu (6/7).

Pada kesepakatan kerja sama tersebut, kedua belah pihak akan membentuk struktur kepemilikan bersama dengan penyedia layanan pengiriman serta penyewaan kapal oleh BGN secara jangka panjang.

Dua VLGC baru tersebut direncanakan memiliki kapasitas 88.000 meter kubik, berbahan bakar ganda atau dual-fuel yang dapat dioperasikan dengan bahan bakar minyak dan LPG.

Masing-masing kapal berbobot mati (deadweight tonnage/DWT) sekitar 55.000 MT dengan draft sekitar 12 meter, dan panjang sekitar 230 meter. Kapal tersebut akan dibangun oleh perusahaan pembuat kapal terbesar di dunia, HD Hyundai Heavy Industries Co Ltd.

Guna mewujudkan kerja sama tersebut, kedua belah pihak tengah mengeksplorasi pendirian perusahaan joint venture baru atau menggunakan perusahaan yang sudah ada untuk kepemilikan VLGC bersama.

“Kami percaya ini akan memperluas pasar baru dan portofolio kargo dari PIS. Inisiatif ini sama pentingnya dengan ekspansi dan implementasi teknologi untuk mendukung program keberlanjutan lingkungan Pertamina Group,” kata Yoki menambahkan.

Yoki mengatakan bahwa operasional PIS saat ini berkontribusi terhadap capaian Indonesia yang berada di atas rata-rata Global Green Security Index khususnya dalam distribusi energi, keamanan energi, dan aksesibilitas.

Dengan ekspansi yang terus dilakukan, ia percaya kerja sama dengan BGN merupakan langkah yang tepat dalam mengusung visi ketahanan energi nasional.

Direktur Utama Pertamina Group Nicke Widyawati, yang turut hadir menyaksikan penandatanganan kerja sama tersebut, meyakini kolaborasi tersebut sebagai langkah memperkuat kapabilitas operasional perusahaan.

“Tidak hanya itu, kami juga percaya ini akan memperluas pasar baru dan portofolio kargo dari PIS. Inisiatif ini sama pentingnya dengan ekspansi dan implementasi teknologi untuk mendukung program keberlanjutan lingkungan Pertamina,” ujarnya.

Sementara itu, Group CEO BGN Rüya Bayegan menambahkan pihaknya bangga dapat meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan.

“BGN terus melanjutkan peran kunci dalam mengantarkan LPG dan komoditas energi lainnya yang dapat memenuhi permintaan global serta mendorong transisi energi,” katanya.

PIS dan BGN sebelumnya juga telah berkolaborasi dalam pengadaan VLGC Tulip dan Bergenia pada Januari 2024. Kerja sama tersebut menjadikan PIS sebagai perusahaan pengangkut LPG terbesar di Asia Tenggara.

Melalui kerja sama teranyar ini, PIS bertujuan dapat meningkatkan efisiensi dan kapasitas pengangkutan LPG. CEO BGN Trading Emin Imanov menilai kerja sama kedua perusahaan dapat berkontribusi dalam memperluas sekaligus mempererat hubungan kedua perusahaan.

“Armada pengangkut LPG baru dan efisien ini akan menyokong pertumbuhan BGN sebagai platform perdagangan energi internasional. Saya percaya kerja sama ini dapat membuahkan hasil yang memuaskan bagi kedua belah pihak,” ujarnya.

Kolaborasi antara kedua perusahaan turut mengeksplorasi potensi kemitraan dalam era transisi energi, termasuk pengangkutan LPG dan petrokimia.

Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan konsumsi LPG di Indonesia mencapai 8,7 juta ton pada 2023, naik 1,73 persen dari tahun sebelumnya. Angka tersebut merupakan yang konsumsi tertinggi dalam satu dekade terakhir.

Reporter: Antara