Perusahaan Jerman Linde Pasok Gas ke Smelter Freeport, Investasinya Rp 1,8 T

Linde
Unit Pemisahan Udara (Air Separation Unit/ASU) milik Linde pada Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Manyar, Gresik,\Jawa Timur. Foto: Linde
8/11/2024, 21.21 WIB

Perusahaan Jerman, Linde telah memulai pasokan gas industri ke PT Freeport Indonesia. Linde juga telah menginvestasikan US$ 120 juta atau setara Rp 1,8 triliun untuk mendukung pasokan gas dan nitrogen ke smelter Freeport di Gresik, Jawa Timur.

Mereka telah pengoperasian unit pemisahan udara (Air Separation Unit/ASU) baru yang disebutnya fasilitas terbesar di Indonesia sekaligus Asia Tenggara.

“Dengan permintaan komoditas tembaga yang terus meningkat di tingkat global, kami mendukung upaya ekspansi PT Freeport Indonesia,” ujar Moloy Banerjee, President, ASEAN & South Asia, Linde dalam keterangan tertulis, Jumat (8/11).

Ia berharap, pasokan gas ini bisa meningkatkan efisiensi pemurnian tembaga di smelter Freeport. Selain itu, Linde ingin pasokan gas industri itu bisa menurunkan emisi bahan bakar.

"Fasilitas baru di lapangan yang dikembangkan Linde menggunakan teknologi terbaru untuk memasok gas industri yang esensial secara aman," katanya.

Linde juga menargetkan gas industri tak hanya diberikan kepada Freeport. Mereka membidik pasokan gas industri kepada pelanggan lain di Provinsi Jawa Timur.

Smelter Freeport diresmikan oleh Presiden ke-7 Joko Widodo pada Senin (23/9). Smelter senilai Rp 56 triliun tersebut memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga hingga 1,7 juta ton untuk menghasilkan 900 ribu ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 210 ton perak per tahun.

Pabrik pengolahan dan pemurnian ini berada di lahan seluas 104 hektare. Jokowi memperkirakan adanya Rp 80 triliun tambahan pemasukan negara dari Freeport berupa deviden, royalti, pajak penghasilan (PPh) badan, PPh karyawan, pajak daerah, hingga pajak ekspor atau bea keluar.