PLN Paparkan Skenario Pengembangan Energi Terbarukan di COP29

Paviliun Indonesia
Executive Vice President Transisi Energi dan Keberlanjutan PLN Kamia Handayani saat memberikan paparan di Paviliun Indonesia dalam COP29, Baku, Azerbaijan (13/11)
2/12/2024, 11.10 WIB

PT PLN (Persero) berencana mengembangkan potensi energi terbarukan Indonesia, baik yang sudah terpasang maupun yang baru akan dibangun. Rencana ini mengikuti skenario accelerated energy yang diperhitungkan sebagai rencana yang optimal dengan kinerja PLN.

Executive Vice President Transisi Energi dan Keberlanjutan PLN Kamia Handayani menyebutkan, skenario accelerated energy akan menambah kapasitas energi terbarukannya hingga 2045.

“Sebelumnya, kapasitas energi terbarukan akan ditambah menjadi 52 persen hingga 2030. Di dalam skenario ini, akan ditambah hingga 75 persen hingga 2040,“ ujarnya di dalam sesi bertajuk Energy Transition: Innovations, Sustainability Approaches, Strategic Efforts, and Initiatives to Achieve Indonesia’s Climate Goals, bagian perhelatan COP29 di Baku, Azerbaijan (12/11).

Menurut Kamia, target tersebut dibutuhkan karena emisi Indonesia dari sektor pembangkitan diperkirakan akan memuncak pada 2030, sebelum mulai menurun hingga nol pada 2060.

“Di dalam hal intensitas emisi, kita sudah harus mulai mengurangi hingga tahun 2030,” ujar Kamia.

Kamiya menyebutkan beberapa potensi energi terbarukan, yakni 3,4 gigawatt (GW) untuk panas bumi, 10 GW dari tenaga air, 5 GW dari tenaga surya.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 mencatat, PLN akan mengintegrasikan energi terbarukan dengan total kapasitas sekitar 21 GW. Kapasitas sebesar ini terdiri dari 4,4 GW kapasitas tambahan yang sudah beroperasi dan dalam pembangunan, serta 16,5 GW dalam tahap perencanaan dan persiapan.

“Kita memiliki total 21 projek energi terbarukan, seperti 10 GW tenaga air, 3,4 GW panas bumi, dan 5 GW solar PV,” kata Kamiya.

Ia menuturkan, sumber-sumber energi terbarukan tidak semua terletak di pusat permintaan listrik, yaitu Jawa dan Sumatra. Oleh karena itu, PLN butuh mengembangkan jaringan listrik atau Green Enabling Super Grid agar dapat memperluas jangkauan pembangkit energi terbarukan.

Sementara itu, untuk membiayai sumber-sumber ini, imbuh Kamiya, berasal dari kredit karbon dan kredit energi terbarukan. Sampai 2028 PLN akan menerbitkan sekitar 7 juta tonCO2e sertifikat kredit karbon.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi menyebutkan, Indonesia memiliki potensi energi terbarukan mencapai 3,6 terawatt (TW), tetapi baru 0,3 persen digunakan dari total potensi yang ada.

Menurutnya, tenaga surya fotovoltaik atau solar PV adalah potensi energi terbarukan terbesar dengan kapasitas 3,2TW. Selain itu, ada juga tenaga panas bumi dengan potensi 23GW, tetapi baru pemanfaatannya baru sekitar 2,5GW atau 11% dari total potensi.

COP adalah konferensi tahunan PBB di bidang iklim yang dihadiri oleh semua negara anggota konvensi. Tahun ini COP telah memasuki masa penyelenggaraan ke-29 yang berlokasi di Baku, Azerbaijan. Berlangsung selama 11-22 November 2024, COP kali ini berfokus pada pembiayaan iklim untuk mengurangi emisi global.