Satiyem dan Asep adalah contoh penerima bantuan program sambung listrik gratis dari pemerintah. Kini, pemenuhan kebutuhan listrik sehari-hari di rumah mereka menjadi lebih mandiri.
Keduanya menerima Program BPBL yang awalnya ditargetkan menyasar 150.000 rumah tangga se-Indonesia pada 2024.
Rumah Satiyem (90 tahun), seorang nenek yang tinggal seorang diri di Desa Jalen, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur kini terang berkat Program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Satiyem yang hidup mengandalkan bantuan tetangga dan kerabatnya mengaku sebelumnya mengandalkan penerangan lampu minimalis di rumahnya dengan menyambung listrik dari tetangga.
Ia kerap merasa sungkan karena menumpang listrik dari tetangga tersebut, sehingga ia hanya menyalakan sebuah lampu untuk waktu yang terbatas. Kini, ia bersyukur memiliki jaringan listrik sendiri dari program BPBL.
“Alhamdulilah, terima kasih sekarang rumah saya sudah terang,” ujar Satiyem dikutip dari keterangan tertulis, Senin (23/12).
Hal serupa dirasakan oleh warga Desa Jalen lain, Asep Supianto (33). Pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh di stasiun ini mengaku senang telah memiliki listrik sendiri. Ayah satu anak ini mengatakan sebelumnya hanya mengandalkan penerangan dengan bergantung dari sambungan listrik rumah mertua. Hal ini membuat ia merasa segan untuk menggunakan peralatan listrik lain selain lampu penerangan.
“Dulu nyambung ke bapak saya. Sekarang enak bisa ada kulkas juga buat simpen-simpen makanan anak saya,” kata Asep.
Selain sebagai penerangan, aliran listrik mandiri dirumah Asep membuat ia leluasa mengatur pemakaian listrik sendiri.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu sempat mengatakan, realisasi program ini melampaui target awal yaitu sebesar 155.429 rumah tangga atau 103,61 persen.
"Pencapaian ini meningkat dibandingkan realisasi pada 2022 sebesar 80.183 rumah tangga dan 2023 sebesar 131.600 rumah tangga," katanya.
Jisman menjelaskan, Program BPBL yang menugaskan PT PLN (Persero) sebagai pelaksananya ini bertujuan untuk memperluas akses listrik serta diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Dan yang pasti, program ini bersifat gratis dan tidak dipungut biaya apapun.
“Apabila pada pelaksanaannya terdapat pungutan liar, masyarakat dapat menyampaikan pengaduan kepada kami, Kementerian ESDM melalui berbagai kanal seperti media sosial dan Contact Center 136," tutur Jisman.
Anggota DPR RI Sartono dalam sosialisasi dan penyalaan pertama program BPBL di Kabupaten Ponorogo beberapa waktu lalu menyampaikan, pihaknya terus berkolaborasi dan berupaya memperjuangkan akses listrik masyarakat. Ia yakin ketersediaan akses listrik dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kita semua hadir untuk satu tujuan, yaitu bersama-sama meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Sartono.