Investasi Kilang Tuban Diumumkan Bulan Ini, Kemitraan dengan Rusia Disorot

Katadata
Penandatanganan kerja sama PT Pertamina dan Rosneft dalam pembangunan proyek Kilang Tuban
8/12/2025, 19.22 WIB

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan proyek Grass Root Refinery (GRR) atau Kilang Tuban saat ini masih berjalan. Dia menyebut pihak pengelola yakni perusahaan migas asal Rusia, Rosneft dan Pertamina masih membahas terkait keputusan akhir investasinya (FID).

Kilang Tuban merupakan proyek kerja sama antara Pertamina dan perusahaan migas asal Rusia, Rosneft. Pada Oktober 2019, keduanya telah menandatangani kontrak desain kilang dengan kontraktor terpilih.  

Proyek ini dikelola oleh Kilang Pertamina Internasional bersama Rosneft melalui perusahaan patungan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP), yang didirikan pada November 2017. Dalam skema kepemilikan, Pertamina menguasai 55% saham, sementara Rosneft memiliki 45%.

“Rosneft sedang membahas dengan Pertamina, nanti di pertengahan bulan ini baru ada keputusan,” kata Bahlil dalam acara BIG Conference 2025, Senin (8/12).

Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri sebelumnya mengatakan sejauh ini, Pertamina masih bermitra dengan Rosneft, untuk mengembangkan Kilang Tuban, meskipun terdapat sanksi dari Amerika Serikat.

Simon menyampaikan saat ini Pertamina sedang di tahap Final Investment Decision (FID) Kilang Tuban bersama Rosneft. Hasil dari FID tersebut nantinya akan menentukan apakah proyek Kilang Tuban memungkinkan untuk dilanjutkan atau terdapat rencana lainnya.

Ihwal kepastian kapan hasil FID akan diumumkan, Simon menyampaikan akan memberi perkembangan terbarunya pada Desember. “Untuk FID, mungkin kami melihat awal Desember, ya. Kami akan update lagi nanti,” kata Simon dikutip dari Antara.

Mengutip laman Direktorat Jenderal Migas, proyek ini awalnya ditargetkan beroperasi pada 2025. 

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mengungkapkan alasan di balik keterlambatan keputusan akhir investasi proyek ini. Corporate Secretary KPI Hermansyah Y. Nasroen, menjelaskan bahwa skala proyek yang besar dan sifatnya yang dimulai dari nol menjadi faktor utama keterlambatan FID. 

"Karena proyek ini besar sekali dan grass root itu dimulai dari nol. Jadi memang proses FID-nya agak lama mungkin ya," ujar Hermansyah di Jakarta, Senin (10/3).  

Meski demikian, ia memastikan bahwa tidak ada kendala signifikan dalam penyusunan FID. KPI tetap menargetkan penyelesaiannya tahun ini. "Memang mungkin perhitungannya, FIC tender-nya yang membuat sedikit terlambat," ujarnya.  

Setelah FID ditetapkan, KPI akan segera melanjutkan pembangunan kilang, termasuk tahap konstruksi. Namun, tahapan ini masih bergantung pada hasil akhir dari FID. Saat ini, penyusunan FID masih berada di tingkat KPI dan dilakukan secara paralel dengan tender Integrated Project Consultant (IPC).

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Mela Syaharani