Ekonomi Terancam Corona, Pemerintah Perlu Perkuat Industri Manufaktur

ANTARA FOTO/UMARUL FARUQ
Pekerja memproduksi lampu tenaga surya hemat energi saat peresmian pabrik PT Santinilestari Energi Indonesia di kawasan Ngerong, Gempol, Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (25/7/2019). Kadin merekomendasikan pemerintah memperkuat industri manufaktur di tengah tantangan penyebaran corona.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Ekarina
11/2/2020, 20.47 WIB

Selain itu, ia juga menilai pemerintah perlu mendukung masyarakatnya untuk mempertahankan diri dari dampak virus corona.

Sebagai informasi, penyebaran virus corona diperkirakan dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Direktur Pelaksana Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan Bank Dunia Mari Elka Pangestu memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2020 berada di bawah 5%.

Seperti diketaui, Tiongkok merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia. Akibat penyebaran virus corona, negeri tirai bambu tersebut diprediksi akan mengalami pelambatan ekonomi yang dipreduksi akan dirasakan pula oleh Indonesia.

(Baca: Kadin Waswas Harga Bahan Baku Impor Menanjak akibat Virus Corona)

Total ekspor RI ke Tiongkok pada tahun lalu mencapai US$ 25,85 miliar, sedangkan impor mencapai US$ 44,58 miliar. Adapun, Tiongkok menanamkan modalnya senilai US$ 4,7 miliar dengan total proyek sebanyak 2.130.

Selain itu, Tiongkok merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar di sektor pariwisata. Dalam setahun, ada sekitar 2 juta wisatawan mancanegara asal Tiongkok yang berkunjung ke Indonesia dengan rata-rata pengeluaran per kunjungan mencapai US$ 1.400.

"Susah diprediksi ya, mungkin bisa saja sedikit di bawah 5%," ujar Mari.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika