Perang Dagang, Momentum Genjot Ekspor Nonmigas ke Amerika

Katadata
Iwan Tjen CEO PT Sunindo Adipersada (kiri) bertemu dengan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Mahendra Siregar (kanan), dalam rangkaian binsis trip sebagai rangkaian persiapan Sunindo Adipersada jelang mengikuti Trade Expo Indonesia 2019 pada pertengahan Oktober mendatang.
Penulis: Tim Publikasi Katadata - Tim Publikasi Katadata
20/9/2019, 15.20 WIB

Washington - Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Mahendra Siregar, mengajak asosiasi pelaku usaha dan industri di Tanah Air proaktif melakukan ekspor ke Amerika. Pengusaha juga didorong mendekati mitra dagang di Amerika Serikat, baik  yang existing maupun potensial, untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi.

Menyambut persiapan Trade Expo Indonesia (TEI) yang akan berlangsung pada pertengahan Oktober 2019 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Tangerang, Banten, Mahendra berpesan agar pelaku bisnis di Indonesia menatap peluang kerja sama, khususnya dengan pengusaha Amerika.

Menurut dia, pengusaha Amerika tengah mengincar pasar alternatif, terkait perang dagang negara itu dengan China. Terlebih, karena perang itu diperkirakan bakal terus meningkat menuju full-blown trade war, di mana seluruh ekspor China ke Amerika akan dikenakan tarif tambahan.

"Kami menyampaikan konteks terbaru melihat perkembangan internasional saat ini dan ke depan, yang tidak sama dengan sebelumnya,” kata Mahendra di Washington, Amerika Serikat, Kamis, 19 September 2019, dalam keterangan pers yang diterima Katadata.co.id.

Mahendra menjelaskan, di tingkat makro atau pemerintah, perdagangan akan makin ditentukan oleh kebijakan nasional dan bilateral ketimbang multilateral. Sedangkan di tingkat mikro dan industri, setiap pengusaha produsen produk yang diperdagangkan harus memahami betul perkembangan masing-masing pasar produknya.

Terkait hal tersebut, menurut dia, pihaknya menyambut baik dan mendukung penuh langkah-langkah PT Sunindo Adipersada yang bergerak di industri mainan boneka. “Mereka melakukan perjalanan bisnis ke Amerika dan melakukan pendekatan dengan asosiasi perdagangan mainan di sini untuk melihat peluang peningkatan nilai tambah dan pengembangan brand sendiri di industri mainan AS,” lanjutya.

Mahendra meminta pelaku usaha lainnya juga mengevaluasi dan mengambil langkah-langkah maju meningkatkan nilai tambah dan membangun jejaring yang tepat. Pelaku usaha disarankan tidak berkutat pada cara-cara konvensional yang sebagian besar sudah usang, dan tidak dapat dipertahankan lagi.

CEO PT Sunindo Adipersada, Iwan Tjen, menyambut baik gagasan yang disampaikan Mahendra agar pengusaha memanfaatkan momentum perang dagang untuk meningkatkan ekspor produk Indonesia nonmigas ke Amerika.

"Efek trade war Amerika-China di satu sisi menguntungkan bagi pelaku bisnis Indonesia, dengan catatan para pengusaha di Indonesia juga turut menjemput bola dan melengkapi berbagai kelengkapan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Amerika,” kata Iwan. 

Selain itu, pengusaha juga harus bekerja sama dengan perwakilan pemerintah, dalam hal ini Kedutaan Besar Indonesia di Amerika. “Saya sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan pemerintah, lewat KBRI, yang membuka jalan dan peluang bagi kami untuk bisa bekerja sama dengan pelaku bisnis khususnya industri mainan di Amerika. Saat ini kami masih dalam kisaran 3 persen ekspor mainan ke Amerika,” lanjut Tjen.

Iwan yakin pengusaha Indonesia bisa menaikkan ekspor mainan ke Amerika dengan memanfaatkan momentum perang dagang yang terjadi saat ini antara AS-China. “Di (ajang) TEI nanti, kami akan melakukan kerja sama bisnis dengan Amerika yang nantinya juga turut disaksikan secara langsung oleh Pak Dubes," katanya.

Bukan hanya untuk mengambil keuntungan dari momentum trade war AS-China, Mahendra juga menekankan, ajang Trade Expo Indonesia maupun Expo di berbagai negara harus dimanfaatkan sebagai sarana untuk memperkuat bargaining. Khususnya bagi pelaku bisnis Indonesia dalam menatap peluang kerja sama.

"Sebab pasar terus berkembang. Kita harus membuka diri dengan adanya perubahan zaman serta melihat peluang kemitraan dengan negara lainnya,” ujar Mahendra.