Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang pangan dan peternakan, PT Berdikari (Persero) akan mengimpor 10 ribu ton daging sapi dari Brasil. Impor tersebut akan dilakukan secara bertahap pada September hingga akhir tahun melalui kerjasama dengan asosiasi dan distributor.
Direktur Utama Berdikari Eko Taufik Wibowo menjelaskan kuota impor daging sapi itu ditetapkan berdasarkan hasil rapat koordinasi terbatas di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
“Kalau lancar, September sudah mulai masuk. Kalau kuota 10 ribu ton, mungkin tiga bulan hingga akhir tahun. Kami siap,” katanya di Jakarta, Rabu (14/8).
(Baca: Buntut Kekalahan Gugatan di WTO, Indonesia Buka Impor Ayam dari Brasil)
Eko menuturkan, sama halnya dengan penugasan impor daging kerbau tahun lalu, sebanyak tiga BUMN yang ditunjuk untuk penugasan impor daging, yakni PT Berdikari, Perum Bulog dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI).
Ada pun perusahaan menyatakan masih menunggu surat penugasan impor daging sapi asal Brasil tersebut.
Eko menilai impor daging sapi itu kemungkinan dilakukan sebagai upaya untuk meredam isu kekalahan Indonesia atas gugatan yang diajukan pemerintah Brazil ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) karena membuka keran impor ayam.
“Mungkin impor ini jadi penyeimbang. Daging sapi Brazil akan masuk ke kita untuk meredam isu kalahnya kita di WTO karena tidak mengizinkan masuknya ayam mereka,” katanya.
Di sisi lain, Berdikari juga telah mendapatkan izin Kementerian Pertanian mengimpor 30 ribu ekor sapi bakalan yang rencananya akan selesai pada akhir 2019. Hingga saat, impor sapi bakalan yang telah terealisasi mencapai 9 ribu ekor sapi yang didatangkan dari Australia.
(Baca: Jelang Lebaran, Kementan Klaim Persediaan Daging Surplus 2.450 Ton)
Bisnis sapi yang dijalankan perseroan saat ini telah mengadopsi pola kemitraan bersama peternak rakyat. Usaha tersebut sudah berjalan di dua lokasi, yaitu di Lebak, Banten dan Bojonegoro, Jawa Timur dengan populasi sekitar 620 ekor.
Selain itu, perusahaan juga mengembangkan bisnis peternakan ayam terintegrasi. Perusahaan saat ini memiliki dua peternakan ayam indukan atau GPS (grand parent stock) di Tasikmalaya, Jawa Barat dengan populasi sekitar 54 ribu ekor GPS dan Pasuruan, Jawa Timur dengan populasi sekitar 36 ribu GPS. Rata-rata produksi peternakan GPS per bulan sekitar 120 ribu ekor DOC Parent Stock (PS).
Berdikari juga memiliki dua farm Parent Stock (PS) yang terletak di Sukabumi dan Medan dengan populasi masing-masing peternakan sekitar 25 ribu ekor.
Berdikari juga berencana untuk menambah farm PS yang berlokasi di Ciamis dengan kapasitas populasi sekitar 70 ribu ekor. Dari ketiga farm PS tersebut target produksi FS per bulan ini diperkirakan mencapai sekitar 320 ribu ekor.
(Baca: Mengenal Berdikari, BUMN yang Impor Ribuan Ton Daging dari Brasil)