Menteri Susi Tuding Garam Impor Bocor, Ini Bantahan Kemenko Maritim

ANTARA FOTO/SAIFUL BAHRI
Pekerja mengangkut garam saat panen di Desa Bunder, Pamekasan, Jawa Timur, Rabu (26/6/2019). PT Garam menargetkan produksi garam 2019 sebanyak 450 ribu ton naik dari target produksi tahun 2018 sebesar 300 ribu ton dengan realisasi pencapaian sebanyak 325 ribu ton. Naiknya target tersebut berdasarkan prediksi BMKG bahwa musim kemarau tahun ini lebih lama dari tahun lalu.
Penulis: Rizky Alika
12/7/2019, 20.38 WIB

Adapun, total produksi garam pada 2018 mencapai 2,71 juta ton. Dari jumlah tersebut, sebanyak 369,6 ribu ton merupakan produksi dari PT Garam. Sementara total kebutuhan garam nasional mencapai 4,7 juta ton. "Jadi separuhnya dipenuhi dengan impor," ujarnya.

Meski begitu, pihaknya juga mendorong intensifikasi dan ekstensifikasi lahan. Dengan intensifikasi, produksi garam dapat ditingkatkan menjadi satu juta ton. Selain ada peningkatan volume, produksi garam juga semakin berkualitas sehingga kadar NaCl diharapkan meningkat.

(Baca: KKP Minta Akurasi Data Klasifikasi Kebutuhan Garam Industri)

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan jatuhnya harga garam disebabkan oleh impor garam industri yang terlalu banyak. "Impor garam terlalu banyak dan bocor," kata dia.

Menurut dia, harga garam di tingkat petambak bisa stabil bila impor garam diatur agar tidak berlebih dan bocor. Ia menyoroti harga garam rakyat di Cirebon sempat menyentuh Rp 300 per kilogram pada awal Juni lalu. Seharusnya, petani dapat menjual garam di atas Rp 1.000 per kilogram.

Adapun impor garam pada tahun ini ditetapkan sebanyak 2,7 juta ton. Kemenperin menyebutkan, kebutuhan garam industri sebesar 3,7 juta ton per tahun. Sedangkan sisa pasokan sebesar 1,12 juta ton dipenuhi dari pasokan lokal.

(Baca: Menteri Susi Tuding Harga Garam Anjlok karena Banyak Impor )

Halaman:
Reporter: Rizky Alika