Tensi Perang Dagang Mereda, AS dan Tiongkok Mulai Berunding Lagi
Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok sepakat memulai kembali perundingan dagang, setelah pemimpin kedua negara tersebut bertemu pada KTT G20 di Osaka, Jepang, pada Sabtu (29/6).
Selain itu, AS akan menunda pemberlakuan tarif baru pada ekspor Tiongkok ke AS yang sedikit menurunkan tensi dalam perselisihan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut. Namun AS menegaskan tidak akan menarik kembali kenaikan tarif yang telah diberlakukan pada 10 Mei 2019.
"Kami telah kembali ke jalur perundingan dan kami akan lihat apa yang akan terjadi," kata Presiden AS Donald Trump kepada wartawan setelah pertemuan 80 menit dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping di sela-sela KTT G20 dilansir dari Reuters.
Trump menambahkan bahwa AS akan menunda kenaikan tarif baru pada US$ 300 miliar ekspor Tiongkok ke AS, dan Tiongkok akan membeli lebih banyak komoditas pertanian AS. Namun Trump tidak merinci komoditas apa yang akan ditingkatkan volume perdagangannya.
(Baca: Di G20, Jokowi Akan Ingatkan Ancaman Perang Dagang ke Trump & Jinping)
"Kami menunda kenaikan tarif dan mereka akan membeli produk pertanian AS. Jika kami bisa mencapai kesepakatan, ini akan menjadi event bersejarah," tegas Trump.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri TIongkok mengatakan bahwa kedua negara akan mendiskusikan sejumlah isu secara spesifik. Presiden TIongkok Xi Jinping berharap AS dapat memperlakukan perusahaan asal Tiongkok secara adil.
"Tiongkok secara tulus ingin melanjutkan negosiasi dengan AS. Tetapi dalam negosiasi kedua negara harus sejajar dan menunjukkan rasa saling menghormati," kata kementerian luar negeri mengutip Xi.
Sebelumnya Trump telah memberikan peringatan kepada Tiongkok bahwa AS akan mengenakan tarif baru terhadap hampir seluruh impor Tiongkok ke AS jika perundingan dagang tidak menghasilkan kemajuan yang signifikan, terutama dari sisi tuntutan AS agar Tiongkok melakukan reformasi kebijakannya.
(Baca: Sengitnya Perang Dagang AS vs Tiongkok)
AS menuduh Tiongkok telah mencuri kekayaan intelektual AS selama bertahun-tahun, melalui kebijakan yang memaksa perusahaan AS untuk berbagi rahasia dagang sebagai syarat untuk melakukan bisnis di Tiongkok, dan mensubsidi perusahaan milik negara untuk mendominasi industri.
Tiongkok mengatakan AS membuat tuntutan yang tidak masuk akal dan juga harus membuat konsesi. Perundingan dagang sebelumnya gagal pada Mei 2019 setelah Washington menuduh Beijing mengingkari janji reformasi kebijakan yang telah disepakati.
Akibat perselisihan dagang itu, perusahaan teknologi asal Tiongkok, Huawei Technologies Co. pun terkena imbasnya. AS mendesak sekutunya agar tidak menggunakan teknologi 5G milik Huawei dengan alasan keamanan.
Pemerintahan Trump telah menyatakan raksasa telekomunikasi Tiongkok Huawei sebagai ancaman keamanan nasional, dan secara efektif melarang perusahaan AS melakukan bisnis dengannya.
(Baca: 600 Perusahaan AS Cemas, Desak Trump Akhiri Perang Dagang dengan Cina)