Sejumlah Negara Tekan Produksi Baja Habis-habisan, RI Justru Perbesar

Agung Samosir|Katadata
Permintaan baja di dalam negeri masih lebih tinggi dibandingkan kapasitas produksi.
21/3/2019, 14.36 WIB

Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Fajar Harry Sampurno mengatakan permintaan baja di dalam negeri masih tinggi dibandingkan kapasitas produksi. Maka itu, peningkatan kapasitas produksi penting dilakukan.

"Masalahnya tinggal koordinasi kebijakan agar bisa seimbang hulu dan hilirnya dalam industri baja ini," ujarnya. 

Fajar menjelaskan, pemerintah mendukung pembangunan klaster industri baja 10 juta ton di Cilegon guna mendorong industri baja yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. Klaster baja terdiri dari fasilitas produksi eksisting milik PT Krakatau Steel (Persero) dan PT Krakatau Posco, ditambah dengan pembangunan fasilitas produksi baru.

(Baca: Regulasi yang Membuat Industri Baja Tidak Bertambah Sehat)

Fasilitas produksi baru yakni pabrik Hot Strip Mill (HSM) II berkapasitas 1,5 juta ton direncanakan beroperasi pertengahan tahun ini. Dengan operasional pabrik tersebut, kapasitas produksi baja dari klaster tersebut diharapkan bisa mencapai 5,4 juta ton per tahun, sebelum mencapai target 10 juta ton pada 2025.

Halaman:
Reporter: Antara