RI Produsen Rotan, Jokowi Harap Penjualan Mebel Tembus 10% Tahun Ini

ANTARA FOTO/Basri Marzuki
Aneka furnitur yang terbuat dari rotan di salah satu toko mebel di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (15/6/2017).
13/3/2019, 19.12 WIB

Jokowi datang ke IFEX 2019 sebagai pameran furnitur dan kerajinan terbesar di Asia Tenggara. Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pun hadir menemani orang nomor satu di Indonesia.

(Baca: Pengusaha Targetkan Ekspor Furnitur Tahun Ini Capai US$ 2 Miliar)

Pelaku usaha menargetkan ekspor furnitur sepanjang 2019 mencapai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 28,6 triliun. Target itu jauh lebih tinggi dari capaian tahun lalu yang hanya sekitar US$ 1,6 miliar atau sekitar Rp 22,9 triliun.

Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Soenoto menyatakan salah satu upaya untuk mencapai target itu dengan menyelenggarakan pameran furnitur internasional. "Kita harus terus mencari tujuan ekspor sebagai jaminan pasar," kata Soenoto di Jakarta, Senin (11/3).

Cara lainnya adalah dengan asistensi teknis kepada pengrajin mebel di daerah. Dengan cara tersebut kualitas hilirisasi industri bisa terdorong dan lebih berdaya saing.

Soenoto mengatakan, penggunaan teknologi dalam industri mebel dan kerajinan juga penting untuk mewujudkan target US$ 2 miliar. Apalagi, digitalisasi memudahkan interaksi antara produsen dan konsumen. "Pemanfaatan internet akan terus berkembang menjadi bagian penting industri," ujar Soenoto.

Selain ekspor mebel, dia juga menargetkan ekspor kerajinan bisa mencapai US$ 900 juta (Rp 12,9 triliun). Nilai ini sama dengan 2018. Dengan target-target tersebut, total ekspor industri dan kerajinan tahun ini sekitar US$ 3 miliar, lebih besar daripada tahun lalu yang berkisar US$ 2,5 miliar.

Halaman: