Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) meresmikan dua gedung baru di Jawa Tengah. Gudang pertama berada di komplek Pergudangan Bumirejo, Kabupaten Pati. Sedangkan, gudang kedua di komplek Pergudangan Klahang, Sokaraja, Kabupaten Banyumas.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan keberadaan dua gudang baru tersebut sejalan dengan komitmen perusahaannya dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Kemudian pengembangan infrastruktur pascapanen, terutama untuk komoditas padi, jagung, dan kedelai (Pajale).
(Baca: Bulog Tambah Gudang Baru di Sulawesi Tenggara)
Penentuan lokasi gudang di kompleks pergudangan menjadi mempertimbangkan dalam aspek strategis dan ekonomis. “Lokasinya dekat dengan lahan persawahan petani serta akses jalan masyarakat umum,” kata Budi Waseso melalui keterangan tertulisnya, Selasa (5/3).
Menurutnya, penambahan gudang baru ini sangat penting untuk menjaga ketersediaan, keterjangkauan dan stabilisasi pangan, sekaligus sebagai langkah antisipasi gejolak harga. Apalagi kedua lokasi gudang tersebut merupakan pusat produksi beras dan kedelai terbesar di antara kabupaten-kabupaten sekelilingnya.
Pembangunan dua gudang baru ini merupakan amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 48 Tahun 2016 tentang Penugasan kepada Perum Bulog dalam Rangka Ketahanan Pangan Nasional. (Baca: Bulog Serap 111 Ribu Ton Jagung Petani di Atas Harga Acuan)
Gudang di Kabupaten Pati merupakan perluasan dari gudang sebelumnya seluas 1,5 hektare, dengan total kapasitas sekarang mencapai 5.500 ton. Dalam area tersebut terdapat unit pengolahan, kantor gudang, laboratorium pemeriksaan kualitas, rumah dinas, mushola, toilet umum, dan pos jaga. Anggaran pembangunan gudang baru ini sebesar Rp 4,9 miliar dengan waktu pengerjaan 6 bulan.
Sementara, gudang di Kabupaten Banyumas memiliki kapasitas 3.500 ton. Gudang yang memiliki lebar 30 meter, panjang 54 meter, serta tinggi 7 meter tersebut diprioritaskan untuk menampung komoditas kedelai.
Tahun ini Bulog menargetkan serapan beras sebanyak 1,8 juta ton di seluruh Indonesia. Dengan adanya gudang baru, setidaknya sudah ada antisipasi lokasi penampungan. Sehingga serapan pengadaan setara beras secara maksimal dapat dilakukan.
(Baca: Bulog Siapkan Anggaran Rp 10 Triliun untuk Serap 1,8 Juta Ton Beras)