Kebutuhan pangan di Sulawesi Tenggara pasca gempa bumi dan tsunami di kawasan tersebut meningkat. Akibatnya, lonjakan harga bahan pokok pun di kawasan tersebut tak terhindarkan. Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan menyatakan akan mengantisipasi ketersediaan pasokan dengan bekerja sama dengan sejumlah pengusaha.
“Kami sudah mengirimkan surat dan meminta paling tidak bahan pokok jangan sampai kekurangan sehingga harga tidak naik,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Tjahya Widayanti, Jumat (5/10).
Meski begitu, Tjahya mengaku pemerintah dan pelaku usaha masih memprioritaskan pemenuhan kebutuhan bahan pokok untuk tanggap darurat pascabencana. Alasannya, bencana di Sulawesi Tengah lebih sulit ditangani dibandingkan gempa di Lombok, terutama dalam komunikasi dan akses ke lokasi.
(Baca : Gempa Palu-Donggala, Bulog Pastikan Pasokan Beras Aman)
“Nanti kalau sudah tahap pemulihan, kami akan pastikan ketersediaan bahan pokok,” ujar Tjahya
Sementara terkait peristiwa penjarahan, Kementerian Perdagangan juga menyatakan telah berkoordinasi dengan Satuan Tugas Pangan dan Kepolisian Republik Indonesia untuk melakukan pengamanan terhadap pusat penjualan dan toko retail.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Perdagangan, Benny Soetrisno mengatakan para pengusaha yang melakukan perdagangan barang di Sulawesi Tengah telah berkomitmen membantu menyediakan pasokan bahan pokok untuk masyarakat yang terdampak bencana.
“Pengusaha akan melakukan pengisian stok gudang dan pusat distribusi supaya harga terjaga,” kata Benny.
(Baca juga : Gempa Palu, Pertamina Prioritaskan Solar ke Genset PLN dan Rumah Sakit)
Dia mengungkapkan para pengusaha masih melakukan evakuasi dan penanganan bencana. Nantinya, Kadin akan menerima laporan untuk menilai jumlah kerugian akibat bencana gempa dan tsunami.
Terkait peristiwa pengambilan paksa, Benny mengakui dalam situasi tanggap darurat kepentingan masyarakat memang harus diutamakan. Karenanya, dia pun menyarankan pengusaha sebaiknya mulai mencoba mengasuransikan komoditas usahanya untuk meminimalisir kerugian dari dampak bencana.
“Saya rasa masing-masing pengusaha telah antisipasi, bencana alam termasuk yang akan diganti,” ujar Benny.