(Baca: Tak Terdampak Pelemahan Rupiah, Jasa Marga Akan Kebut Proyek Tol)

Basuki mengatakan saat ini pekerjaan Trans Papua memasuki wilayah yang relatif sulit. Oleh sebab itu ada kemungkinan kecepatan pekerjaan akan sedikit melambat, "Tapi tetap selesai tahun 2019," kata dia.

Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XII Ditjen Bina Marga Refly Ruddy menjelaskan cukup banyak kendala yang dihadapi di lapangan, misalnya kondisi teknis medan cukup berat. Seperti di Trans Papua topografi perbatasan Kalimantan berbukit-bukit, sehingga mempengaruhi waktu pengerjaan dan biaya konstruksi.

Faktor non-teknis, yakni kultur budaya masyarakat perbatasan juga menjadi tantangan tersendiri, ditambah dengan cuaca yang cenderung ekstrem pada beberapa bulan terakhir. Refly mengatakan jalan tersebut ditargetkan sudah bisa tersambung dan fungsional pada akhir 2019 dengan kondisi sebagian beraspal, sebagian perkerasan agregat, dan perkerasan tanah.

“Dari panjang 1.068 kilometer jalan perbatasan Kaltim dan Kaltara, saat ini masih 185 km yang belum tembus, yakni 126 kilometer di Kaltara dan 59 kilometer di Kaltim,” kata Refly.

(Baca: Kementerian PUPR Sukses Ubah Sampah Plastik Jadi Aspal)

Halaman: