PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) tengah mengkaji opsi untuk melepas sebagian saham ke pasar modal (Initial Public Offering/IPO), anak-anak usaha yang bergerak di sektor manufaktur. Kajian ini didorong oleh keinginan investor strategis asal Tiongkok yang tertarik untuk masuk ke sektor manufaktur di tanah air.
“Mereka (investor Tiongkok) mau masuk Bakrie industri. Kami sedang membukakan beberapa skema mereka masuk,” kata Direktur Utama BNBR Bobby Gafur Umar di Bakrie Tower, Jakarta pada Selasa (26/6).
Bobby menjelaskan ada beberapa skema yang dikaji oleh perseroan. Pertama, skema kemitraan sebagai pemegang saham. Kedua, sebagai penyuplai teknologi. Ketiga, skema IPO yang bisa membuat investor memiliki saham Bakrie Industries.
Dia mengatakan perlu kajian lebih lanjut untuk menentukan skema mana yang akan dipilih. Untuk saat ini BNBR masih fokus memasukan investor strategis asal Tiongkok itu ke dalam unit-unit di bawah Holding Bakrie Industries. “Jadi, yang kami lihat sekarang, mereka akan masuk ke unit itu dulu,” katanya.
(Baca: Poles Citra Perusahaan, Bakrie & Brothers Rambah Bisnis Bus Listrik)
Holding Bakrie Industries, masih berupa cetak biru perusahaan yang rencana pembentukannya sudah disiapkan dalam tiga tahun terakhir. Holding ini akan membawahi perusahaan-perusahaan BNBR yang bergerak di bidang manufaktur. Tujuannya, untuk memudahkan pemahaman dan valuasi atas BNBR.
“Jadi seluruh pabrik-pabrik grup manufacturing, baik pipa baja, konstruksi, fabrikasi baja, komponen otomotif, dan bahan bangunan, kami masukan ke holding ini,” katanya.
Bobby menilai, investor yang akan masuk ke dalam unit-unit usaha Bakrie Industries, merupakan investor yang memiliki teknologi. Sementara, investor yang akan masuk ke holding-nya, merupakan perusahaan yang memang ingin berinvestasi.
“Karena kalau investement company-nya kan bisa general. Bisa di otomotif, bisa apa, yang penting mereka melihat industri. Tapi, yang di bawah ini (unit), seperti perusahaan BYD Auto tidak mungkin masuk ke pipa, bukan urusan dia. Jadi ada dua level nanti,” ujar Bobby.
Fokus BNBR pada investor di unit-unit ini, bertujuan untuk menambah nilai dari Holding Bakrie Industries. Menurut Bobby, jika investor masuk ke induknya terlebih dahulu, maka perseroan akan kesulitan untuk menarik investor di unit-unit usaha induk.
“Karena kalau masuknya mereka sekarang, kemurahan. Kalau di bawah (unit) sudah jadi kan, sudah ada velue-nya. Tunggu yang bawah jadi dulu,” kata Bobby menambahkan.
Sayangnya, dia tidak menjelaskan berapa besar saham yang akan dilepas dan berapa target dana yang akan dihimpun dari aksi korporasi ini. Bobby hanya menjelaskan rencana ini bisa terealisasi sebelum akhir tahun. Setidaknya untuk unit-unit usaha yang diprioritaskan.
(Baca: Bakrie & Brothers Restrukturisasi Utang Rp 10,48 Triliun Tahun Ini)