Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMdes) atau dikenal dengan mobil pedesaan, akan diproduksi massal pada awal 2019. Mobil pedesaan yang saat ini dalam tahap uji coba dan rencananya akan dipamerkan dalam ajang pameran mobil Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) pada Agustus 2018.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, PT Kiat Mahesa Wintor Indonesia (KMWI) sebagai produsen AMMdes, sedang memproduksi di tahap finalisasi dan uji coba. Kiat Mahesa akan menguji performa dan daya tahan kendaraan secara parsial seperti mesin, sasis, suspensi, transmisi, dan lainnya.
"Pengujian dilakukan untuk menyempurnakan rancangan AMMDes," kata Airlangga di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (26/6).
(Baca: Gandeng Astra, Pemerintah Siap Produksi Mobil Desa Rp 100 Jutaan)
Setelah rancangan sempurna, AMMdes akan mulai diproduksi massal pada Januari 2019. Alasannya, menunggu penyelesaian pembangunan dua pabrik milik Kiat Mahesa di Klaten dan Citeureup, Kabupaten Bogor.
Komisaris PT KMWI Sukiat mengatakan, pabrik di Klaten saat ini tengah dalam proses perizinan. Sementara, pembangunan pabrik di Citeureup sudah mulai berjalan.
Nantinya, pabrik di Klaten akan digunakan untuk produksi sasis atau kerangka kendaraan untuk AMMdes. Sasis yang telah dibuat kemudian dikirimkan untuk disempurnakan di pabrik Kiat Mahesa Citeureup.
Dengan selesainya pabrik tersebut, Sukiat memperkirakan produksi AMMdes per bulannya dapat mencapai 400 unit. Jumlah ini meningkat sekitar 10 kali lipat dibandingkan saat ini yang masih sekitar 40-50 unit per bulan.
"Kalau kedua-duanya (pabrik) dibangun itu bisa satu minggu 100 unit, satu bulan bisa sekitar 400 unit," kata Sukiat ketika dihubungi Katadata.co.id.
(Baca juga: Kemenhub Fasilitasi Mobil Perdesaan Diproduksi Massal)
Rencananya, satu unit AMMdes akan dijual dengan kisaran harga Rp 65-70 juta. Saat ini, Sukiat mengklaim sudah ada ribuan pesanan AMMdes sejak diperkenalkan kepada Presiden Joko Widodo pada Maret 2018.
"Yang banyak itu dari luar kota, dari luar Jawa dan Lampung. Di sini (Jawa) juga banyak tapi yang beli tokoh masyarakat," kata Sukiat.
Untuk pengembangan ke depannya, Kiat MWI menyiapkan beberapa desain platform AMMDes melalui pengembangan power train dan sasis. Misalnya, AMMdes yang akan diaplikasikan di daerah datar dan perbukitan dengan kemiringan 20-30 derajat menggunakan penggerak diesel dan bensin.
Airlangga menambahkan, Kemenperin mendorong pengoptimalan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) untuk AMMdes. Menurutnya, industri dalam negeri saat ini telah mampu memproduksi 185 jenis komponen atau setara 70% dari nilai total pengembangan AMMdes.
Sebanyak 70 industri siap menjadi pemasok komponen mobil pedesaan. "Sebagian besar adalah industri kecil dan menengah (IKM)," kata Airlangga.