Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan pihaknya akan segera memantau perubahan harga bahan makanan di pasar. Langkah itu dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menjaga stabilitas harga pangan.
Enggar mengungkapkan salah satu komoditas yang akan dipantau yakni bahan makanan yang sudah diatur Harga Eceran Tertinggi (HET)-nya. “Akan kami perhatikan harga per barangnya,” katanya di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (3/4).
Pengamatan akan dilakukan sesuai laporan Badan Pusat Statistik (BPS). Sebelumnya, BPS mencatat kenaikan inflasi bulan lalu sebesar 0,2% sebagian disebabkan oleh meningkatnya sejumlah harga komoditas seperti cabai merah 0,07%, bawang merah dan bawang putih 0,04%, cabai rawit 0,02%, dan sayur bayam, kangkung, dan sawi hijau sebesar 0,01%.
(Baca : Harga Cabai dan BBM Non-Premium Sebabkan Inflasi Maret 0,2%)
Enggar pun menjelaskan bahwa memang masih ada beberapa komoditas yang harganya masih tinggi, meski secara trend harganya relatif menurun. “Sekarang sudah ada tren penurunan, contohnya beras,” ujar Enggar.
Dia beralasan, penurunan harga beras tidak bisa terjadi secara langsung menurut HET. Pasalnya, banyak pedagang yang membeli beras dengan harga beli mendekati angka HET, sehingga perlu waktu untuk menyesuaikan.
Namun, Enggar menjelaskan ada juga beberapa barang yang menurutnya masih sesuai HET, seperti gula dan minyak goreng. Oleh karena itu, dia yakin penurunan harga akan segera terjadi, terlebih saat ini sudah mulai memasuki masa panen.
Sebelumnya, BPS mengumumkan tingkat inflasi pada Maret 2018 sebesar 0,2% secara bulanan (month to month) atau 3,4% secara tahunan (year on year). Inflasi terutama disebabkan oleh kenaikan harga beberapa bahan makanan dan bensin nonsubsidi.
(Baca juga: Harga Pertalite Naik Lagi Rp 200 per Liter)
Level inflasi pada Maret sedikit lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,17% secara bulanan dan di atas periode sama tahun lalu yaitu deflasi 0,02%. "Andilnya (tertinggi) dari bahan makanan, transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan,” kata Kepala BPS Suhariyanto.