Kementerian BUMN Rancang Wadah Pendanaan Infrastruktur

Katadata
Gedung Kementerian BUMN di Kawasan Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Senin, (17/11/2014).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
30/3/2018, 09.52 WIB

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merancang wadah untuk mendanai Proyek Strategis Nasional (PSN), yakni BUMN Fund. Wadah ini menjadi salah satu pilihan investor yang ingin berinvestasi dalam proyek infrastruktur di Indonesia.

Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro mengatakan investor yang tidak ingin berinvestasi dengan obligasi atau saham, bisa masuk di BUMN Fund. "Semua orang tahu kalau yang namanya (investasi) infrastruktur long term itu, pasti menguntungkan," ujarnya saat ditemui di Plaza Mandiri, Jakarta, Kamis (29/3).

Untuk langkah awal pembentukan wadah ini, beberapa perusahaan pelat merah menandatangani nota kesepahaman. Mereka adalah PT Danareksa (Persero) dan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) bersama Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) dan BUMN asuransi.

(Baca: Pemerintah Bidik Dana Pensiun Danai Proyek Infrastruktur Rp570 Triliun)

Aloysius menjelaskan dalam kerja sama ini DPLK dan perusahaan asuransi akan menginvestasikan dananya ke dalam BUMN Fund. Danareksa dan Bahana sebagai pengelola dana tersebut, akan menyalurkannya ke proyek infrastruktur dalam negeri.

Ini merupakan skema awal, sebagai pancingan awal sebelum investor masuk ke BUMN Fund. Selain itu, untuk awalan, penyalurannya masih untuk proyek-proyek yang dikerjakan oleh perusahaan BUMN. Namun, instrumen penyalurannya masih terus dibahas. Aloysius menargetkan dalam tiga bulan, detail BUMN Fund sudah rampung.

Menteri BUMN Rini Soemarno menjelaskan pembentukan wadah ini sebagai respons dari keadaan perekonomian global. Pertumbuhan perusahaan-perusahaan BUMN sedang bagus, namun keadaan global membuat harga surat utang yang mereka keluarkan menjadi turun.

"Bukan karena fundamental bisnisnya, tetapi karena mereka (investor) melihat, dunia melihat, Indonesia itu sekarang lagi mau pesta demokrasi, mau macam-macam," kata Rini. (Baca: Beragam Cara Mendanai Proyek Infrastruktur)

Dengan adanya pilihan wadah baru penyaluran investasi ini, Aloysius mengatakan investor memiliki pilihan lain dalam menaruh uangnya pada instrumen investasi jangka panjang. "Prudence, seperti arahan Ibu (Rini Soemarno) tadi, tidak ditinggalkan. Kami tetap prudence tetapi juga getter jenis-jenis investor yang seperti maunya jangka panjang," ujar Aloysius.