Perum Bulog akan kembali membuka pengadaan beras impor sebesar 219 ribu ton dari Pakistan dan India. Tambahan impor dilakukan untuk memenuhi kuota impor beras yang ditugaskan pemerintah sebanyak 500 ribu ton sesuai dengan putusan rapat koordinasi terbatas (Rakortas) di Kemenko Perekonomian.
Direktur Pengadaan Bulog Andrianto Wahyu Adi mengungkapkan penugasan impor beras telah diberikan sehingga pihaknya sebagai operator pelaksana akan segera melakukan tender. “Ya, kami akan mengadakan tender dari Pakistan dan India,” kata Andrianto, akhir pekan lalu di Jakarta.
(Baca : Kemendag Perpanjang Izin Impor Beras Bulog dari India)
Hingga 28 Februari 2018, realisasi impor beras yang berhasil dipenuhi Bulog baru sekitar 261 ribu ton. Oleh karena itu, Kementerian Perdagangan memperpanjang periode izin impor hingga sebanyak dua kali. Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan, perpanjangan perizinan bertujuan agar kuota impor 500 ribu ton beras hingga akhir Juni bisa terealisasi.
Perpanjangan pertama untuk 20 ribu ton beras dari India dengan batas pengiriman maksimal per 31 Maret 2018. Pengiriman beras tersebut merupakan bagian dari target pemenuhan kuota impor sebanyak 281 ribu ton. Sementara perpanjangan kedua, adalah untuk pemenuhan sisa kuota impor sebanyak 219 ribu ton akan dilakukan hingga akhir Juni 2018.
(Baca : Bulog : 281 Ribu Ton Beras Impor Siap Datang Bertahap)
Deputi Bidang Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud menjelaskan alasan perpanjangan impor hingga Juni dilakukan agar tidak mengganggu penyerapan panen yang akan jatuh pada April 2018. “April tidak ada impor supaya tidak mengganggu psikologis petani ketika panen raya,” tutur Musdhalifah.
Di samping itu, pemerintah juga akan meminta penyerapan Bulog sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) ditambah fleksibilitas 20% tetap dilakukan supaya harga di tingkat petani tidak jatuh.