Kemendag Perpanjang Izin Impor Beras Bulog dari India

ANTARA FOTO/Rahmad
Tumpukan beras di Gudang Bulog di Lhokseumawe, Aceh, 31 Januari 2018.
Penulis: Ekarina
14/3/2018, 13.57 WIB

Kementerian Perdagangan akan memperpanjang waktu pengiriman 20 ribu ton beras impor Bulog hingga akhir bulan ini. Langkah itu dilakukan sebagai upaya memenuhi kuota impor beras Bulog melalui sistem tender yang ditargetkan mencapai 281 ribu ton beras.

“Revisi waktu menjadi 31 Maret 2018,” Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan di Hotel Fairmont Jakarta, Rabu (14/3).

Perpanjang waktu itu pada diberikan setelah Bulog mengajukan permohonan kelonggaran periode impor. Karena sebelumnya, Bulog sempat kesulitan mendatangkan 20 ribu ton beras impor dari India karena terbentur batas waktu izin impor serta kesanggupan eksportir. Alhasil, hingga deadline per 28 Februari 2018, Bulog hanya berhasil mendatangkan 261 ribu ton beras dari target impor yang telah diteken sebesar 281 ribu ton.

(Baca : 261 Ribu Ton Beras Impor Siap Penuhi Gudang Bulog)

Oke menuturkan, surat persetujuan impor untuk perpanjangan waktu 20 ribu ton dari India sudah dikeluarkan pada 12 Maret 2018 lewat situs Inatrade Kementerian Perdagangan.

Selain itu, Oke juga mengaku pihaknya tengah memproses waktu perizinan untuk sisa kuota imporsebanyak 219 ribu ton beras. Rencananya, sisa impor bakal didatangkan dari Pakistan dan India dengan batas waktu hingga Juni 2018. “Keputusan impor 500 ribu ton itu berdasarkan Rapat Koordinasi Terbatas,” tuturnya.

Direktur Pengadaan Bulog Andrianto Wahyu Adi higga saat ini jumlah beras impor yang sudah masuk ke gudang Bulog sebesar 188.434 ton dari total rencana impor sebanyak 261 ribu ton.

Andrianto mengaku saat ini belum meneken kontrak baru untuk pengadaan impor beras karena masih menunggu penugasan dari pemerintah serta keputusan regulator. “Kami tunggu penugasan dulu,” katanya.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam kunjungan kerja ke Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta dan Banten, bulan lalu menjelaskan bahwa beras impor yang sudah datang di gudang Bulog dan dikemas dalam wadah karung itu nantinya akan menjadi cadangan beras pemerintah (CBP). Sehingga pasokan beras impor yang baru datang tak akan mengganggu panen raya yang bakal mencapai masa puncak pada Maret ini.

(Baca : Bulog : 281 Ribu Ton Beras Impor Siap Datang Bertahap)

Selain itu, beras impor juga nantinya akan digunakan sebagai instrumen operasi pasar untuk stabilisasi harga. “Kami akan isi pasar dengan harga di bawah tingkat HET (Harga Eceran Tertinggi),” tutur Enggar.

Meskipun telah memiliki pasokan tambahan dari beras impor, pemerintah tetap menugaskan Bulog untuk menyerap beras milik petani. Rapat koordinasi terbatas sebelumnya memutuskan untuk memberi Bulog fleksibilitas tambahan sebesar 20% di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

Dengan begitu, Bulog tetap akan menyerap selama dalam ketentuan. “Petani tidak akan dirugikan,” ujar Enggar.

Tahun ini Bulog menargetkan penyerapan sebanyak 2,7 juta ton beras, dengan rincian sebesar 1,5 juta ton untuk pengadaan beras komersial, 250 ribu ton Cadangan Beras Pemerintah (CBP) serta bantuan sosial Natura 960 ribu ton.

Reporter: Michael Reily