Pengusaha Harap Relokasi Pabrik Mebel Tiongkok Disertai Pembatasan

ANTARA FOTO/Basri Marzuki
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
10/3/2018, 06.00 WIB

Menurut Soenoto, hasil akhir dari produk mebel dan kerajinan yang diolah investor Tiongkok dapat diekspor ke seluruh dunia. Dengan begitu, hal tersebut akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekspor industri mebel dan kerajinan dalam negeri.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor mebel selama 2017 hanya naik 1% mencapai US$ 1,627 miliar. Pada 2016, nilai ekspor mebel sebesar US$ 1,607 miliar.

Soenoto menyatakan keberadaan investor asing penting untuk mendongkrak pertumbuhan industri dalam negeri. Untuk saat ini industri mebel dan kerajinan lokal masih kesulitan jika harus bersaing berebut pasar dengan negara lain. "Perang dan kompetisi tidak akan menang. Jadi satu-satunya harus bekerja sama," kata Soenoto.

Soenoto menilai, Tiongkok merupakan negara yang memiliki dana, wawasan, serta teknologi yang dibutuhkan untuk mengembangkan industri mebel dan kerajinan. Hanya saja, mereka tak memiliki bahan baku seperti rotan untuk bisa produksi.

(Baca juga: Kemenperin Targetkan Ekspor Mebel Naik Dua Kali Lipat Tahun 2018)

Halaman: