Tangkis Kebijakan Proteksionis AS, Wapres Ancam Batasi Impor Gandum

Arief Kamaludin|Katadata
Wapres Jusuf Kalla mengancam akan membatasi impor gandum dan kedelai jika pemerintah AS terus memberi sinyal perang dagang lewat sejumlah kebijakannya
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
8/3/2018, 16.57 WIB

Sementara di sisi lain, Kalla menyadari Indonesia merupakan salah satu negara tujuan ekspor terbesar AS, salah satunya di produk pertanian seperti gandum dan kedelai. Karenanya, pemerintah akan berupaya mendorong program kemitraan antara pengusaha dan petani dalam meningkatkan produktivitas, di samping mengubah pola konsumsi masyarakat dari pengkonsumsi kalori, berubah ke protein, seperti sayur dan daging.

(Baca juga: Resolusi Sawit Uni Eropa Mengecewakan, Pemerintah Bakal Lapor ke WTO)

United States Development of Agriculture (USDA) dalam sebuah laporannya menyebutkan bahwa tahun ini impor gandum Indonesia tahun ini diprediksi bisa menembus angka 12,5 juta ton. Dengan angka tersebut, Indonesia diprediksi menjadi negara pengimpor gandum terbesar, menggeser posisi Mesir yang secara tradisional merupakan pengimpor gandum terbesar dunia.

USDA memperkirakan peningkatan impor gandum karena permintaan makanan akibat banyaknya populasi penduduk Indonesia. Meningkatnya pendapatan masyarakat juga disertai oleh kebutuhan akan pasta, mie instan, serta kebutuhan pakan. Adapun empat negara penyuplai gandum terbesar ke Indonesia menurut catatan USDA adalah Australia, Kanada, Ukraina, dan Amerika Serikat.

Atas volume impor gandum yang terus melonjak dalam beberapa tahun terakhir ini, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan berencana memperketat pengawasan impor gandum dan lebih berhati-hati dalam memberi izin impor.

Halaman:
Reporter: Michael Reily