Bulog : 281 Ribu Ton Beras Impor Siap Datang Bertahap

Aktifitas bongkar muat kontainer di PT Jakarta International Container Terminal (JICT), Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
6/2/2018, 17.12 WIB

Sebanyak 281 ribu ton beras impor akan secara datang secara bertahap mulai 11 Februari hingga 22 Februari 2018. Beras yang dimpor Perum Bulog dari Vietnam, Thailand, dan India tersebut jumlahnya hanya sekitar 56,2% dari izin impor yang diberikan oleh Kementerian Perdagangan sebanyak 500 ribu ton.

Direktur Pengadaan Bulog Andrianto Wahyu Adi menjelaskan pada kloter pertama, rencananya akan ada sekitar 26 ribu ton beras impor akan sampai di pelabuhan Indonesia. Sedangkan untuk kloter pengiriman berikutnya akan dilakukan mulai tanggal 12, 15, 17 serta 22 Februari 2018.

“Kapal-kapal tersebut akan berdatangan lewat Pelabuhan Merak, Pelabuhan Tanjung Priok, dan Pelabuhan Tanjung Perak, dengan muatan sekitar 5 ribu hingga 20 ribu ton beras" ujar Andrianto kepada Katadata, Selasa (6/2).

Andrianto berharap, pada 22 Februari 2018 semua kapal bisa tiba tepat waktu. Meski begitu, dia belum dapat memastikan mengenai berapa total beras yang akan sampai pelabuhan hingga 22 Februari nanti sejalan dengan tingkat kepadatan antrean di pelabuhan “Kloter itu estimasi, bisa sedikit lebih cepat atau lebih lambat. tapi kami optimsitis bisa menjalankan penugasan pemerintah” ujar Andrianto.

Realisasi impor beras yang berada di bawah penugasan pemerintah sebesar 500 ribu ton, telah sesuai dengan perkiraan sebelumnya, dimana impor beras diprediksi hanya akan mencapai 261 ribu ton. Bulog menyatakan sulit memenuhi target karena tidak mencapai kesepakatan dengan negara eksportir, yakni India dan Pakistan.

Andrianto menuturkan, Bulog pada awalnya telah mencapai kesepakatan impor sebanyak 346 ribu ton dari Vietnam, Thailand, India, dan Pakistan. Namun, eksportir India dan Pakistan tidak bisa memenuhi syarat pengiriman 85 ribu ton.

Alasannya, eksportir India dan Pakistan tidak dapat memenuhi jadwal pengiriman kapal karena jadwal pelabuhan pada Februari bakal bertepatan dengan libur hari raya Imlek.

“Mereka kesulitan karena kontainer harus transit di Singapura atau Port Klang, Malaysia. Sedangkan pelabuhan ini akan libur selama Imlek,” tegas Andrianto.

Reporter: Michael Reily