Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan kegeramannya kepada Kementerian Perdagangan yang masih saja monoton dalam perdagangan internasional. Hal ini dikatakan Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (31/1).
Beberapa negara yang sebenarnya potensial, tapi tidak pernah dicoba untuk meningkatkan ekspor Indonesia. Dia mencontohkan Pakistan dan Bangladesh dengan jumlah penduduknya mencapai 367 juta jiwa, merupakan pasar yang potensial.
Meski begitu, kedua negara ini seolah terlupakan dari sasaran ekspor Indonesia. "Bahkan kemarin ada expo di Bangladesh tapi Indonesia tidak ikut, padahal negara lain ikut," kata Jokowi. (Baca: Rekor Tertinggi, Ekspor Minyak Sawit 2017 Tembus US$ 22,9 Miliar)
Jokowi juga mengingatkan pemerintah sudah lama memiliki Indonesian Trade Promotion Center dan negara sudah mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk lembaga ini. Namun, dia menganggap pusat perdagangan ini belum efektif memacu promosi dan ekspor. Dia mengancam jika masih tidak memberikan manfaat, maka pusat promosi ini akan ditutup.
Kemampuan promosi Indonesia di pameran yang tergolong rendah. Jokowi kembali menyoroti jajaran Kementerian Perdagangan yang terkesan tidak serius menggarap pameran di luar negeri, seperti membuka stand pameran di tempat yang kurang strategis seperti di dekat toilet. "Kalau seperti itu lebih baik tidak usah ikut, malu," ujarnya.
(Baca: Indonesia Siap Mulai Perundingan Dagang dengan Bangladesh)
Presiden pun memerintahkan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan jajarannya untuk membenahi hal ini. Apalagi kinerja ekspor Indonesia yang masih kalah dengan negara tetangga, seperti Vietnam, Malaysia, dan Thailand. Sepanjang tahun lalu nilai ekspor Thailand mencapai US$ 236 miliar, Malaysia mencapai US$ 219 miliar (Januari ke November), serta Vietnam mencapai US$ 213 miliar. Sementara Indonesia hanya hanya mencapai US$ 168,7 miliar.
Menanggapi teguran Presiden, Enggartiasto mengatakan kementeriannya telah melakukan misi dagang ke Afrika Selatan, Nigeria, Mesir, dan Rusia pada tahun lalu dengan nilai transaksi lebih dsri US$ 264,7 juta. Selain itu sepanjang 2017, pemerintah telah menggelar 32 expo di luar negeri dengan total transaksi dagang US$ 1,4 miliar atau naik 44 persen dari 2016.
(Baca: Misi Dagang ke India, Kemendag Incar Transaksi Rp 28,67 Triliun)