Adu Jepang dan Korsel, Kajian Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Maret 2018

Suasana ekspo Jaringan Kereta Cepat Negara Tiongkok di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta.
Penulis: Miftah Ardhian
Editor: Yuliawati
9/12/2017, 07.00 WIB

Sementara itu, dari hasil pra-studi kelayakan yang dilakukan Japan International Cooperation Agency (JICA), dengan menggunakan sistem narrow gauge,  jarak 748 kilometer Jakarta - Surabaya akan ditempuh dalam waktu 5,5 jam dengan kecepatan rata-rata 160 kilometer. 

(Baca: Kajian Kereta Semicepat Jakarta – Surabaya Akan Dievaluasi Pihak Lain)

Walaupun akan memiliki dua kajian, Luhut memastikan, pemerintah tidak memiliki preferensi khusus untuk memilih satu diantara dua negara yang melakukan hal tersebut untuk membangun proyek ini. Luhut mengatakan, pemerintah akan mempertimbangkan tiga aspek yakni lingkungan, penggunaan tenaga ahli Indonesia, dan teknologi.

"Siapa memberikan tawaran lebih murah dengan teknologi lebih bagus, kami akan lari ke situ," ujar Luhut.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan, meski keputusan pada Maret 2018 mendatang, namun, pemerintah menginginkan agar tetap menggunakan jalur yang ada (eksisting) Jakarta-Surabaya. Alhasil, satu jalur akan digunakan khusus untuk proyek ini.

Budi mengatakan, walaupun hanya menggunakan satu jalur, Kereta Cepat Jakarta-Surabaya ini tetap bisa melakukan dua perjalanan sekaligus dari dan menuju Jakarta. Keduanya bisa bertemu di Stasiun Semarang, sebelum melanjutkan perjalanannya masing-masing.

Budi kembali menjelaskan, perbedaan di antara kedua teknologi mencapai Rp 30 triliun, lebih mahal standard gauge. "Jadi akan tambahan (kajian) dari para ahli agar lebih murah," ujar Budi.

Halaman:
Reporter: Miftah Ardhian