Indonesia dan Sri Lanka Jajaki Kerja Sama Dagang

Arief Kamaludin | Katadata
Aktivitas bongkar muat kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Penulis: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
26/8/2017, 09.00 WIB

"Pembentukan WGTI diharapkan akan menjadi wadah bagi kedua negara untuk memaksimalkan potensi dan membahas hambatan perdagangan yang dihadapi saat ini," ujar Iman.

(Baca juga: Indonesia Minta Uzbekistan Bantu Kampanye Positif Kelapa Sawit)

Iman juga mengaku telah melakukan pertemuan dengan CEO Kamar Dagang dan Industri Ceylon, Dhara Wijayatilake untuk menjajaki ekspansi bisnis perusahaan Indonesia dengan perusahaan Sri Lanka. Pertemuan ini memungkinkan pelaksanaan forum bisnis kedua negara yang dapat dilakukan dunia usaha untuk peningkatan perdagangan.

Pembentukan perjanjian perdagangan PTA merupakan tindak lanjut dari kunjungan Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena yang bertemu dengan Presiden Jokowi di Jakarta, Maret lalu.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), total perdagangan kedua negara pada tahun lalu mencapai US$ 306,5 juta dengan surplus bagi Indonesia sebesar US$ 217,9 juta. Komoditas ekspor andalan Indonesia adalah tembakau, kertas, karet, dan semen.

Halaman:
Reporter: Michael Reily