India Naikkan Bea Masuk 100%, Ekspor Sawit Masih Tumbuh

Arief Kamaludin|KATADATA
Petani memanen buah kelapa sawit di salah satu perkebunan kelapa sawit di Desa Delima Jaya, Kecamatan Kerinci, Kabupaten Siak, Riau.
Penulis: Pingit Aria
24/8/2017, 15.14 WIB

Indonesia mewaspadai kenaikan bea masuk sawit dan produk turunannya ke India. Hal itu disampaikan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita kepada Menteri Industri Pengolahan Makanan India Sadhvi Niranjan Jyoti dalam pertemuan di Jakarta, Rabu (23/8) kemarin.

"Kami sudah sampaikan perhatian kami soal naiknya bea masuk (sawit) 100 persen. Beliau (Jyoti) akan bahas secara internal," kata Enggar saat dihubungi, Kamis (24/8).

Sebelumnya, India baru saja menaikkkan bea masuk minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dan produk turunannya menjadi 15%, dari sebelumnya 7,5%. Selain itu, pajak impor produk sawit olahan juga meningkat menjadi 17,5% dan 25% dari sebelumnya 12,5% serta 15%. 

(Baca juga: Indonesia Minta Uzbekistan Bantu Kampanye Positif Kelapa Sawit)

Sementara di kawasan lain seperti Eropa dan Amerika Serikat, komoditas sawit juga telah diserang dengan berbagai kampanye hitam hingga tuduhan dumping.

Enggar mengatakan, kenaikan bea masuk sawit di India perlu disikapi hati-hati. "Bagaimana India memproteksi dirinya dengan menaikkan tarif (bea masuk CPO) 100%. Saya harus hati-hati, surplus kita besar," kata Enggar.

Nilai perdagangan Indonesia dengan India sepanjang Januari-Mei 2017 sebesar US$ 7,68 miliar. Angka itu naik dari periode yang sama tahun lalu yakni US$ 4,82 miliar. Pada lima bulan pertama tahun ini, ekspor Indonesia ke India sebesar US$ 5,95 miliar, dan impornya US$ 1,73 miliar.

(Baca juga: Indonesia dan Rusia Sepakat Bentuk Aliansi Minyak Sawit)

Sementara itu, kinerja ekspor minyak sawit Indonesia semester pertama 2017 masih tumbuh positif. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat, volume ekpsor minyak sawit (CPO dan turunannya termasuk oleochemical dan biodiesel) tercatat mencapai 16,6 juta ton atau naik 25% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Gapki juga mencatat volume ekspor minyak sawit Indonesia ke India pada semester pertama 2017 mencapai 3,8 juta ton. Angka itu tumbuh 43% dari 2,6 juta ton pada periode yang sama tahun lalu.

“Kami berharap kenaikan bea masuk ke India bisa dibatalkan agar harga sawit tetap bersaing dengan minyak nabati lain,” kata Direktur Eksekutif Gapki, Fadhil Hasan.

(Baca: Perluas Pasar, Pemerintah Bentuk Komite Negosiasi dengan Pakistan)

Produksi minyak sawit Indonesia pada semester pertama 2017 telah mencapai 18,15 juta ton. Angka ini menunjukkan pertumbuhan 18,6% dibandingkan dengan produksi tahun lalu pada periode yang sama 15,30 juta ton.