Asosiasi Prediksi Penjualan Retail Masih Lesu Hingga Akhir Tahun

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
10/8/2017, 14.02 WIB

Aprindo pernah menyebutkan tiga alasan merosotnya penjualan retail sehingga berbagai pusat perbelanjaan sepi pembeli. Ketiganya adalah perubahan perilaku konsumen, minimnya lapangan kerja dan kehadiran toko online.

"Itu yang membuat sektor industri retail ini ada penurunan dalam dua tahun terakhir," ujar Ketua Umum Aprindo Roy N. Mandey saat ditemui di Auditorium Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (17/7).

Kedua, jumlah populasi yang baru memasuki usia kerja lebih besar ketimbang lapangan kerja formal yang tersedia. Dengan demikian, warga berusia produktif ini tidak mendapatkan pendapatan yang cukup untuk berbelanja dalam jumlah besar. 

(Baca: Penjualan Indomaret dan Sari Roti Tumbuh Melambat, KFC Tetap Stabil)

Terakhir, Roy mengakui keberadaan toko online sebagai penggerus penjualan toko fisik. Roy menjelaskan, toko online merupakan salah satu alternatif perbelanjaan yang cukup berkembang pesat belakangan ini.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual pernah mengatakan penyebab lemahnya kinerja penjualan perusahaan retail konvensional lebih dari sekadar pergeseran pola belanja masyarakat ke online.

Apalagi, data penjualan juga menurun untuk barang tahan lama (durable goods) seperti motor dan mobil, demikian juga penjualan semen dan listrik.

Ia menduga lemahnya penjualan memang terkait daya beli. Namun, “Sulit untuk mengetahui persoalannya kenapa (daya beli terganggu), (apakah) karena kebijakan pemerintah, faktor pajak, politik keamanan. Harus tanya ke konsumen,” ucapnya.

Halaman: