Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) meluncurkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) sebagai upaya untuk menekan laju inflasi. PIHPS adalah sistem penyediaan informasi harga komoditas pangan harian yang dilakukan di 164 pasar tradisional di 82 kota di seluruh Indonesia.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, peluncuran sistem ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun lalu untuk menyediakan sistem informasi terkait harga pangan.
"Karena keberhasilan pengendalian inflasi bukan hanya soal informasi namun soal data," kata Agus di gedung Bank Indonesia, Senin (12/6).
Ada 10 komoditas pangan strategis yang masuk dalam PIHPS yakni beras, bawang putih, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, daging ayam ras, daging sapi, telur ayam ras, minyak goreng, serta gula pasir.
(Baca juga: Indeks Keyakinan Konsumen Rekor Tertinggi, Konsumsi Akan Menguat)
Agus mengatakan 10 komoditas strategis ini memiliki bobot 50 persen dari inflasi harga pangan bergejolak. "Yang artinya inflasi bisa rendah kalau harga 10 ini dikendalikan," kata Agus.
Agus mengatakan data yang tersedia dalam PIHPS ini akan menjadi pegangan pemangku kebijakan dalam mengambil langkah-langkah peredam inflasi. Apalagi inflasi pada tahun ini dipatok sebesar 4 persen plus minus 1 persen. Sedangkan tingkat inflasi pada tahun 2018 diproyeksikan sebesar 3,5 persen plus minus 1 persen.
Tingkat inflasi Indonesia saat ini masih lebih tinggi ketimbang beberapa negara sekawasan. Malaysia dan Thailand misalnya, dapat menjaga tingkat inflasinya di kisaran 1-2 persen.
PIHPS juga dapat diakses masyarakat dengan membuka situs hargapangan.id atau dengan mengunduh aplikasi versi iOS atau android secara gratis. Agus juga menjelaskan pengumpulan data dilakukan setiap hari pada pukul 09.00 hingga 11.00.
(Baca juga: Pemerintah Gelar Pasar Murah Ramadan di 395 Lokasi)
Di kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap dengan adanya PIHPS tidak hanya kenaikan harga yang terekam, namun juga saat harga pangan strategis mengalami penurunan. Ini agar harga komoditas pangan yang sebenarnya dapat terekam dan pemerintah dapat merumuskan kebijakan yang tepat. "Kami harus cari titik (harga) yang merefleksikan keadilan," kata Sri Mulyani.
Sedangkan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan jajarannya bekerja keras untuk menekan kenaikan harga bahan pangan. Untuk bawang putih isalnya, ia menargetkan selama minggu kedua Juni ini harganya bisa turun hingga Rp 30 ribu per kilogram pada tingkat eceran. “Kami persiapkan ini semua hingga untuk Idul Adha," katanya.