Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memastikan stok pangan di gudang-gudang milik Perum Bulog saat ini melimpah. Stok bahan pokok ini masih bisa mencukupi kebutuhan nasional hingga Idul Adha, September mendatang. Dengan stok yang aman selama beberapa bulan ke depan, bisa mendukung pemerintah menjaga stabilitas harga pangan.
“Sekarang rata-rata Bulog stoknya lebih dari 8 atau 9 bulan. Jadi kita enggak ada soal dan sampai dengan Juli dan dengan Agustus aman dan sampai Idul Adha lah,” katanya di Gudang Bulog Divre DKI Jakarta, Rabu (17/5). (Baca: Jelang Puasa, Mentan Yakin Tak Ada Kenaikan Harga Pangan)
Dia mengatakan pemerintah terus berkomitmen menjaga stabilitas harga pangan, terutama saat momen puasa dan lebaran. Untuk komoditas yang rentan mengalami goncangan harga (volatile) seperti daging, Kementerian Perdagangan tak segan menerbitkan ijin impor daging beku.
Pemerintah akan mengimpor daging kerbau dari India dengan jumlah yang cukup tanpa ada pembatasan kuota. Sehingga jika harga daging di pasar melonjak, pemerintah bisa lebih mudah mengintervensi dengan menggelontorkan daging impor asal India tersebut.
(Baca: Jaga Harga, Bulog Luncurkan Gerakan Stabilisasi Pangan)
Komoditas bawang putih yang belakangan harganya melonjak pun diperlakukan hal serupa. Kementerian hanya akan mengatur tata niaga importasinya. Dengan tata niaga baru ini izin impor yang akan dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan harus mendapat rekomendasi Menteri Pertanian terlebih dahulu. Selain itu, Enggar hanya akan memberi izin impor kepada perusahaan yang melepas stoknya dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah, yakni sebesar Rp 38 ribu per kilogram (kg).
Saat ini Bulog memiliki stok beras sebanyak 2 juta ton lebih. Stok gula mencapai 320.000 ton, daging beku 37.500 ton, minyak goreng 207.000 liter, bawang merah 60 ton, dan bawang putih 60 ton. Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan stok bawang merah dan bawang putih akan terus bertambah dengan menyerap produksi dalam negeri maupun impor. “Berapapun kebutuhannya, kami tidak batasi. Seberapa pun kebutuhannya, kami akan gelontorkan,” katanya.
(Baca: Pemerintah dan Polri Gerebek Penimbun Bawang Putih 182 Ton)
Bulog merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mendapat porsi terbesar dalam misi stabilisasi harga pangan. Tahun ini Bulog menyiapkan dana hingga puluhan triliun rupiah. Anggaran terbesar dialokasikan untuk pengadaan beras. Tahun ini Bulog menyiapkan modal sebesar Rp 27,8 triliun untuk pembelian beras. Terdiri dari Rp 23,45 triliun untuk pengadaan 3,2 juta ton beras subsidi, dan Rp 4,42 triliun untuk 500 ribu ton beras komersil.
Selain itu, Bulog juga menyiapkan anggaran untuk pengadaan 818.590 ton gula sebesar Rp 8,45 triliun dan untuk 900 ribu ton jagung dengan anggaran Rp 2,67 triliun. Bulog juga menyiapkan anggaran Rp 2,80 miliar untuk mendatangkan 500 ton kedelai, Rp 11,25 miliar untuk menyerap 500 ton bawang merah, Rp 525 miliar untuk 47.112 ton minyak goreng, dan RP 3,58 untuk 70.000 ton daging.