"Pesawat M80 adalah pertama di dunia dan direkayasa manusia dengan kecepatan yang baik sampai hari ini. Itu membuktikan kinerja, bukan hanya Habibie. Eh baru begitu, dibubarkan," tutur dia. (Baca juga: CN-245, Pesawat Baru PTDI Siap Mengudara pada 2018)

Di sisi lain, Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo menyatakan, beberapa indikator perekonomian domestik telah menunjukkan perbaikan. Hal tersebut membuat Indonesia jadi lebih kuat menghadapi gejolak ekonomi global. (Baca juga: Gubernur BI Ungkap Dua Faktor Penyebab Rupiah Bergerak Stabil)

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mengalami surplus US$ 12 miliar pada 2016, lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yang defisit US$ 1,1 miliar. Begitu pula dengan defisit transaksi berjalan yang menyusut menjadi 1,8 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

NPI merupakan indikator kegiatan transaksi ekonomi antara penduduk Indonesia dengan penduduk mancanegara. Transaksi NPI ini didapat dari data transaksi berjalan, transaksi modal, dan transaksi finansial masyarakat Indonesia. Sedangkan transaksi berjalan merupakan indikator ekspor-impor barang dan juga jasa dari Indonesia ke negara lain.

"Defisit transaksi berjalan bisa kami kendalikan bahkan pada Kuartal IV menunjukkan kondisi terbaik selama ini," kata Agus. Pada Kuartal IV 2016, defisit transaksi berjalan hanya 0,8 persen terhadap PDB, atau yang terendah selama lima tahun belakangan. (Baca juga: Ketidakpastian Global, Pengusaha Garap Pasar Timur Tengah dan Afrika)

Lebih jauh, Agus juga menyebut soal pertumbuhan ekonomi domestik yang sebesar 5,02 persen, lebih tinggi dibanding negara tetangga. Di sisi lain, inflasi terjaga di level yang rendah hanya 3,02 persen. Dengan pencapaian itu, pendapatan masyarakat tidak tergerus oleh naiknya harga barang dan jasa. Kondisi ini diharapkan bisa mengurangi kesenjangan antara si kaya dan si miskin.

Halaman: