Kementerian Perindustrian menyatakan bahwa jumlah kapasitas terpasang industri pulp (bubur kertas) nasional tahun ini akan mencapai 10,43 juta ton. Angka itu melonjak 31,52 persen dari 7,93 juta ton pada 2016 lalu.
Sedangkan, jumlah kapasitas terpasang industri kertas nasional sebesar 12,98 juta ton per tahun. Saat ini, industri pulp dan kertas di dalam negeri sebanyak 84 perusahaan.
“Tambahan kapasitas pulp tersebut dikontribusikan oleh PT. OKI di Sumatera Selatan sekitar 2,5 juta ton, yang akan mulai berproduksi secara komersial pada akhir Februari 2017,” kata Dirjen Industri Agro Panggah Susanto, saat dihubungi, Rabu, 1 Februari 2017.
(Baca juga: Produksi Minyak Sawit 2017 Ditargetkan Tumbuh 10 Persen)
Panggah menilai, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki peluang cukup besar untuk pengembangan industri pulp dan kertas, selain beberapa negara di Amerika Latin dan Asia Timur. Sebab, masih adanya area bahan baku kayu dari Hutan Tanaman Industri (HTI) dan potensi bahan baku non-kayu dari limbah perkebunan dan pertanian, terutama tandan kosong kelapa sawit (TKKS).
“Dengan perkebunan kelapa sawit yang saat ini telah mencapai luas sekitar 11,3 juta hektare, tentunya potensi TKKS cukup besar,” ujarnya.
Volume Ekspor Kertas dan Barang dari Kertas Indonesia ke (total) 2002 - 2014
Di samping itu, lanjut Panggah, industri pulp dan kertas berperan penting terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, antara lain dilihat dari kontribusi dalam perolehan devisa sebesar US$ 5,38 miliar pada tahun 2015.
Selanjutnya, sampai September 2016 mencapai US$ 3,79 miliar atau menempati peringkat ke-7 sebagai penyumbang devisa terbesar dari sektor non-migas. “Industri pulp dan kertas juga menyerap sebanyak 260 ribu tenaga kerja langsung dan 1,1 juta tenaga kerja tidak langsung,” katanya Panggah.
(Baca juga: Tiga Kawasan Ekonomi Khusus Segera Dibangun Tahun Ini)
Ia juga menyatakan bahwa tahun depan akan ada beberapa pabrik kertas baru yang akan dibuka. Di antaranya adalah unit produksi kertas tissue PT OKI dengan kapasitas 500 ribu ton per tahun yang diperkirakan mulai berproduksi pada Juni 2018. Selain itu, proyek PT Sateri Viscose International di Pelalawan Riau akan memproduksi dissolving pulp untuk rayon dan kertas digital.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Aryan Warga Dalam mengatakan, industri pulp dan kertas di Indonesia sudah cukup banyak yang menggunakan energi terbarukan dalam bentuk pemanfaatan kulit kayu, tandan kosong kelapa sawit, dan sebagainya.
“Mesin-mesin baru yang jauh lebih efisien dalam penggunaan energi juga sudah cukup banyak digunakan seperti Combine Heat Power atau Cogen,” ujarnya.
(Baca juga: Indonesia Timur Dominasi Kota dengan Tata Kelola Ekonomi Terbaik)
Kemudian, untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan, anggota APKI sudah siap dengan penyediaan peralatan dan pengaturan sumber daya manusia. “Tentu kita tidak berharap ada kebakaran, tapi lebih baik kita antisipasi sebelum kemarau,” katanya.