Pemerintah berencana memperluas dan meningkatkan kapasitas bandara internasional Soekarno-Hatta. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menginstruksikan PT Angkasa Pura II (Persero) melakukan kajian studi kelayakan (feasibility study) untuk membangun Bandara Internasional Soekarno-Hatta II.

“Dalam penyusunan kajian ini AP II akan melibatkan berbagai macam pihak, yaitu Jasa Marga, pemerintah daerah dan Kementerian Perhubungan selaku otoritas yang memberikan izin kelayakan ruang udara dan kelayakan penerbangan,” kata Presiden Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin dalam keterangannya, Senin (30/1).

(Baca: Mulai Dibangun, Jokowi Targetkan Bandara Kulonprogo Rampung 2019)

Perusahaan pengelola bandar udara pelat merah ini menargetkan hasil kajian studi kelaikan CGK II tersebut akan diselesaikan pada tahun 2017. AP II akan segera mengurus perizinannya kepada Kementerian Perhubungan, untuk dapat dimasukkan dalam desain besar (grand design) Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Peningkatan kapasitas ini dilakukan agar Bandara Internasional Soekarno-Hatta bisa menampung jumlah penumpang yang terus meningkat. Pemerintah memprediksi permintaan jasa angkutan udara akan menembus 100 juta penumpang pada tahun 2025.

Adapun data Angkasa Pura menyebutkan sepanjang tahun lalu arus lalu lintas penumpang yang melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta telah mencapai sekitar 55 juta orang. Prediksinya tahun ini jumlah penumpang tersebut akan melonjak hingga 8 persen menjadi sekitar 60 juta penumpang.

(Baca Infografik: Soekarno Hatta Siap Saingi Changi dan KLIA)

Selain peningkatan jumlah kapasitas penumpang, AP II juga akan meningkatkan aksesbilitas menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta juga. Salah satunya dengan membangun akses tol layang khusus ke bandara dengan melibatkan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Tol ini memisahkan trafik kendaraan yang tidak menuju ke bandara, seperti ke area perumahan, pergudangan, dan pabrik.

Untuk diketahui, tahun ini AP II telah menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 9,1 triliun. Anggaran ini sebagian besar diinvestasikan untuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta dalam beberapa proyek revitalisasi Terminal I, Terminal II, Runway Overlay di sisi utara dan pembangunan runway ketiga.

Saat ini Angkasa Pura II tengah melakukan sejumlah pengembangan infrastruktur bandara dan akan mengoperasikan terminal baru pada tahun 2017. Terminal baru yang akan dioperasikan penuh pada tahun ini antara lain adalah Bandara Internasional Husein Sastranegara (Bandung), Bandara Depati Amir (Pangkalpinang), Bandara Silangit (Tapanuli Utara), Bandara Internasional Supadio (Pontianak), dan Terminal 3 untuk penerbangan internasional di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Tangerang).

(Baca: Naik 18 Persen, Pendapatan Angkasa Pura II Rp 6,65 Triliun pada 2016)

Awaluddin mengatakan dalam lima tahun terakhir pihaknya telah melakukan pembangunan dan penyempurnaan infrastruktur fisik dengan baik. Beberapa infrastruktur tersebut adalah terminal baru, apron, dan taxi way, serta prasarana pendukung lainnya.

"Kami pun melihat peluang lain untuk dapat meningkatkan kapabilitas bandara (airport capability) selain dari infrastruktur fisik yang sudah bagus tadi diintergrasikan dengan infrastruktur lunak, yaitu pemanfaatan teknologi informasi dan infrastruktur digital," ujarnya.

AP II menyatakan akan fokus kepada pengembangan infrastruktur dan teknologi digital adalah untuk mengefisiensikan sisi operasional bandara dan mengurangi potensi risiko kerugian. Kemudian mengefektifkan digitalisasi data (Big Data) tahun ini, sebagai potensi revenue stream baru yang dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.