Nilai Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Indonesia-Amerika Periode 2011-2016

Sementara Mohammad Faisal, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia menilai proteksi ini tidak akan terlalu banyak berpengaruh terhadap kinerja ekspor Indonesia.

“Sebab, produk ekspor andalan Indonesia ke Amerika Serikat umumnya berbasis komoditas yang kompetitif seperti karet, udang dan furniture,” katanya.

Selain itu, komoditas ekspor ke Negeri Paman Sam juga merupakan produk manufaktur padat karya yang mengandalkan upah buruh murah, seperti tekstil, produk tekstil, dan alas kaki. Kontribusi tiga produk itu mencapai 31 persen dari total ekspor Indonesia ke Amerik Serikat.

(Baca juga: Ekonom Ramal Banjir Dana Asing ke Indonesia Segera Surut)

“Dengan upah yang relatif tinggi, peluang AS untuk membangun industri manufaktur padat karya yang kompetitif masih sangat kecil,” ujarnya.

Selain itu, ia menilai bahwa target utama proteksionisme Trump memang bukan Indonesia, melainkan Cina dan Meksiko. Dalam kampanyenya pun, Trump sudah mengancam akan mengenakan bea masuk untuk barang asal kedua Negara itu hingga 45 persen dan 36 persen.

Penyumbang terbesar defisit adalah alat telekomunikasi. Selain Cina, negara-negara lain yang masuk dalam rantai nilai tambah pembuatan komponen dan bahan baku terkait, seperti Taiwan, Korea, Malaysia, dan Singapura, juga akan disorot.

Halaman: