Jepang Berpeluang Besar Garap Kereta Cepat Jakarta – Surabaya

Arief Kamaludin|KATADATA
Suasana ekspo Jaringan Kereta Cepat Negara Tiongkok di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. Pameran menampilkan beragam jenis kereta cepat dan pembangunan stasiun kereta yang telah dipergunakan di negara Tiongkok yang rencananya juga akan di pergunak
Penulis: Safrezi Fitra
11/10/2016, 18.37 WIB

Seperti diketahui, dalam perencanaan awal, investasi kereta Jakarta – Bandung diperkirakan memakan US$ 5,5 miliar, sekitar Rp 71,7 triliun. Namun perusahaan menyatakan angka tersebut akan berubah mengikuti perubahan teknis seperti pelebaran sumbu rel. Dampaknya, nilai pinjaman ke bank Cina, China Development Bank pun dapat membengkak. (Baca: Jonan Minta KCIC Beli Semua Lahan untuk Kereta Cepat). 

Dari Mana Dana Kereta Cepat? (Katadata)

Bila nilai investasi kereta cepat Jakarta – Bandung lebih dari US$ 5 miliar, menurut Luhut, investasi jalur Jakarta – Surabaya diperkirakan hanya US$ 2,5 – 3 miliar, atau maksimal Rp 39,1 triliun. Nilai yang lebih rendah ini mengingat jalur tersebut akan merevitalisasi rel yang sudah ada.

Karena kemungkinan yang menggarap investor nonpemerintah, maka pendanaannya tidak akan dijamin oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). “Ngapain kalau ada swasta masuk. Kita juga ingat, tahun depan itu duit tax amnesty hampir US$ 200 miliar mengalir ke Indonesia,” kata Luhut.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan revitalisasi jalur lama merupakan salah satu alternatif. Selain itu, bisa saja dibuka opsi untuk membangun rel baru. (Lihat pula: Peraturan Presiden Percepat Pembangunan Kereta Ringan LRT).

Kalau keputusannya merevitalsiasi atau meningkatkan yang ada dengan kereta yang baru dan menghilangkan lintasan sebidang, mestinya bisa,” ujar Budi. “Tapi profesional yang mesti menilai.”

Karenanya, dalam menentukan investasi, salah satunya mesti dikaitkan dengan besaran tarif angkutan kereta. Pemerintaah akan menunggu proposal dari investor yang berminat menggarap megaproyek tersebut setelah dilakukan studi tahap awal.

Bila benar terbangun, Budi memperkirakan waktu tempuh Jakarta - Semarang tiga jam, sehingga Jakarta - Surabaya kemungkinan enam jam. Waktu tempuh ini mempercepat hampir separuh dari perjalanan kereta saat ini yang mencapai sebelas jam.

“Kalau tarifnya kompetitif dan waktunya cukup bagus (cepat), ini akan jadi pilihan. Kalau sekarang dari Surabaya – Jakarta mau tidur di tempat males, karena lebih dari 11 jam,” ujarnya.

Halaman: