Pemerintah mempertanyakan keseriusan investor Rusia merealisasikan pembangunan proyek kereta api di Provinsi Kalimantan Timur. Kementerian Perhubungan akan menanyakan hal ini kepada PT Kereta Api Borneo, anak usaha Rusian Railways yang menggarap proyek ini.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Prasetyo Boeditjahjono mengatakan hingga saat ini pihaknya belum mengetahui perkembangan proyek tersebut. Kemenhub juga belum melihat langkah konkret dari investor Rusia membangun kereta api di Kalimantan.

"Kami ingin menanyakan niatnya, bisa dengan surat ataupun rapat dengan mereka," ujar Prasetyo ditemui Katadata Kamis (4/8). (Baca: Empat Perusahaan Besar Rusia Sampaikan Minat Investasi ke Jokowi)

Jika investor ini benar-benar serius, mereka seharusnya sudah menyampaikan hasil studi kelayakan dan rencana jalur rute atau trase yang akan dibangun kepada Kemenhub. Ini merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan izin pelaksanaan proyek tersebut.

Dia mengatakan ada beberapa kendala yang dialami investor untuk melanjutkan proyek ini. Diantaranya harga batu bara yang sedang rendah. Hal ini membuat keekonomian dari proyek kereta ini menjadi semakin rendah.

Sebenarnya proyek kereta api ini dibangun sebagai angkutan barang dan penumpang. Andalannya adalah angkutan barang, khususnya produk tambang baru bara melimpah di daerah tersebut. Saat ini bisnis batu bara sedang lesu dan proyek ini tidak bisa mengandalkan penumpang untuk mengembalikan investasinya.

Halaman: