Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan proses pembebasan lahan Tol Trans Jawa bisa selesai akhir tahun ini. Ini harus bisa dilakukan agar pembangunan tol ini bisa selesai seluruhnya pada 2018, seperti yang ditargetkan Presiden Joko Widodo.
Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Pengadaan Lahan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Herry Marzuki mengatakan proses pembebasan lahan bisa selesai tahun ini dana talangannya telah tersedia. Karena tanpa dana talangan ini, pembebasan lahan akan sulit dilakukan.
“Saya berkeinginan pembebasan lahan Jalan Tol Trans Jawa sudah selesai pada Desember 2016, atau minimal tidak mengganggu pekerjaan fisik, dengan syarat dana talangan telah tersedia,” kata Herry dalam keterangannya, Kamis (14/7). (Baca: Kemenhub Berharap Trans Jawa Tersambung Hingga Pemalang Tahun Depan)
Seperti diketahui, pemerintah mengandalkan dana talangan dari Badan Usaha Jalan Tol untuk mendanai pembebasan lahan. Pemerintah akan mengganti dana talangan badan usaha dengan kompensasi sesuai suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate.
Hingga saat ini komitmen dana talangan tersebut sudah mencapai Rp 10 triliun. Jumlah ini masih bisa bertambah, karena ada amandemen total dana pembebasan untuk ruas Batang-Semarang menjadi Rp 2 triliun. Dana telah tersalurkan hingga Juli, sekitar Rp 1,3 triliun.
Menurut Herry, dari seluruh ruas Tol Trans Jawa, progres pembebasan lahan yang paling lambat adalah Pemalang-Batang dan Batang-Semarang. Sementara jalan tol lainnya hingga Surabaya sebagian besar sudah selesai dibebaskan lahannya.
Dia menambahkan pembebasan lahan mulai dari Brebes Timur sampai Semarang membutuhkan dana sekitar Rp 5 triliun. Hingga saat ini progres pembebasan lahan untuk jalan tol Pejagan-Pemalang Seksi III (Brebes Timur-Tegal) baru mencapai 5,7 persen.
“Kalau nanti saya bayar Rp 164 miliar lagi, maka progresnya akan menjadi 68 persen. Minggu ini rencananya akan saya bayar Rp 54 miliar sementara sisanya mungkin awal Agustus,” ujarnya.
Untuk Seksi IV Pejagan-Pemalang baru akan masuk proses penilaian (appraisal) pada bulan depan. Saat ini persentase pembebasan lahannya sudah mencapai 79,47 persen. (Baca: Pemerintah Akan Ambil Alih Proyek Tol yang Mangkrak)
Sementara ruas Pemalang-Batang Seksi I baru mencapai 12,5 persen dan Seksi II 20,88 persen. Untuk Seksi I Pemalang-Batang ada 10 Desa yang masih tahap appraisal. Apabila pembayaran 10 desa selesai, maka progres pengadaan tanah yang semula 12,5 persen akan menjadi 73,5 persen.
Targetnya pembayaran lahan untuk 10 desa ini dilakukan pada awal Agustus hingga September. “Di Seksi I, kalau saya bisa bayar Rp 130 miliar, saya bisa dapat panjang 8 kilometer,” ujarnya.
Sesuai arahan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, kata Herry, Ditjen Bina Marga akan fokus membebaskan lahan untuk jembatan-jembatan. Karena untuk pembangunan jembatan dibutuhkan waktu yang cukup lama.
Pada ruas Pemalang-Batang ada lima jembatan, diantaranya yang melintasi Kali Comal sepanjang 100 meter. Kemudian di Seksi I dan di Seksi II ada jembatan yang melintasi Sungai Seragi Lama sepanjang 20 meter, Sungai Seragi Baru 100 meter, Sungai Surabayan 70 meter dan Sungai Kali Kucang 60 meter.
Selanjut untuk Jalan Tol Batang-Semarang yang total panjangnya 74,14 kilometer, progres pembebasan lahannya secara keseluruhan sudah mencapai 38,34 persen.