Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan melelang proyek jalan tol Probolinggo - Banyuwangi pada Agustus mendatang. Jalur sepanjang 171 kilometer ini ditargetkan menambah ruas Trans Jawa yang telah mencapai 1.200 kilometer.
Tol Trans Jawa ini menghubungkan Merak - DKI Jakarta - Semarang - Surabaya hingga Probolinggo. “Bulan depan kami akan tenderkan,” kata Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono usai rapat dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno di, Jakarta, Kamis, 14 Juli 2016.
Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Herry Trisaputra Zuna menyatakan proses lelang akan memakan waktu lima bulan. Pada Januari 2017, pemenang lelang diharapkan sudah diputuskan untuk mengejar target konstruksi rampung pada 2019. (Baca: Kemenhub Berharap Trans Jawa Tersambung Hingga Pemalang Tahun Depan).
Kami harap BUMN seperti PT Jasa Marga berminat. Swasta juga kami harap minat katena tender dibuka untuk semua,” katanya.
Terkait nilai investasi ruas tol tersebut, BPJT masih menghitung besaran pembangunan proyek hingga ujung Jawa tersebut. Misalnya, untuk kontur perbukitan memakan Rp 150 miliar per kilometer, sedangkan tanah datar butuh biaya Rp 80 hingga 100 miliar per kilometer.
Adapun sementara skema hybrid seperti pada pembangunan tol Serang - Panimbang akan digunakan dalam pembiayaannya. “Jadi bukan diambil di depan, tapi per tahun kita membayarnya,” ujar Herry.
Pada tahun depan, Herry berharap tol Trans Jawa sudah dapat diakses hingga Semarang secara fungsional. Sedangkan pada 2018, tol Trans Jawa sudah dapat digunakan hingga mencapai Surabaya. (Baca juga: Proyek Tol Pekanbaru Disiapkan Tampung Dana Repatriasi).
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan memberi tenggat akhir kepada Kementerian Pekerjaan Umum untuk menyelesaikan pembangunan ruas tol Trans Jawa minimal hingga Pemalang pada 2017. Targetnya, penumpukan kendaraan pada ruas mudik seperti tahun ini tidak terjadi lagi.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Pudji Hartanto Iskandar mengatakan pintu keluar tol akan terhubung secara langsung dengan jalan arteri yang lebih lebar dari jalan nasional. Dengan begitu kepadatan di pintu keluar tol diperkirakan berkurang pada tahun depan.
“Macet masih ada, tapi tidak akan separah kemarin, asalkan pindah ke arteri,” kata Pudji. (Lihat pula: Sebagian Tol Trans Sumatera Gagal Digunakan untuk Mudik).