20 Investor Cina Cari Peluang Bisnis di Indonesia

Arief Kamaludin|KATADATA
Aktivitas perizinan investasi BKPM di Jakarta, Jumat, (9/10).
Penulis: Miftah Ardhian
13/6/2016, 16.10 WIB

Sebanyak 20 orang perwakilan investor yang terdiri dari 16 instansi dan berasal dari Provinsi Jiangsu, Republik Rakyat Cina (RRC), tengah mencari peluang investasi di Indonesia. Investor ini tertarik menanamkan modal cukup besar di sektor industri manufaktur dan infrastruktur.

Para investor ini menggandeng kantor akuntan publik dan konsultan RSM Indonesia untuk mengenali lebih jauh peluang investasi yang menjanjikan di Indonesia. Chairman RSM Indonesia Amir Abadi Jusuf mengatakan, Investor asal Cina ini memiliki ketertarikan yang cukup besar untuk menanam modalnya di Indonesia.

“Mereka bahkan tak segan untuk datang ke RSM Indonesia untuk berdiskusi mengenai Doing Business di Indonesia, sektor-sektor investasi yang prospektif untuk mereka investasikan, dan mempelajari peta industri perbankan nasional,” kata Amir usai berdiskusi dengan 20 delegasi investor Cina di Jakarta, Senin (13/6).

Tingginya animo investor tersebut ntuk datang ke Indonesia sendiri disebabkan oleh berbagai faktor. Diantaranya, kondisi ekonomi dan politik Indonesia yang semakin stabil, semakin terpercaya, dan semakin terbuka juga untuk asing. (Baca: Jepang Berminat Investasi Tol Laut)

Pada dasarnya, iklim investasi di Indonesia sudah cukup baik. Namun, kata Amir, semua investor tentunya akan terus meminta insentif kepada pemerintah terutama terkait perpajakan. Investor Cina ini juga berharap pajak yang diterapkan di Indonesia dapat bersaing dari negara-negara lain, terutama Singapura.

Amir belum bisa menjelaskan kapan dan di sektor apa para pengusaha ini akan menanamkan modalnya. Mereka masih menggali potensi dan perlu proses di internalnya. Kemungkinan keputusan rencana investasi ini pun tidak bisa dilakukan tahun ini, karena prosesnya masih panjang. (Baca: Bertahan dari Serbuan Baja Cina)

Director Division of Foreign Investment Administration, Department of Commerce, Jiangsu Province Yi Honghui menyatakan pihaknya akan terus menggali informasi peluang bisnis di Indonesia sebelum memutuskan untuk investasi. Dia berharap ada kerjasama pemerintah anatara Jiangsu dang Indonesia, agar rencana investasi bisa berjalan mulus.

"Semoga kerja sama dapat segera terjalin antara Pemerintah Jiangsu dengan Pemerintah di Indonesia," ujar Yi. 

International Contact Partner RSM Indonesia Angela Indirawati Simatupang mengatakan Provinsi Jiangsu memang bukan provinsi yang besar di Cina. Namun, mereka memiliki pendanaan yang kuat dan kemajuan bisnis yang pesat hasil kerja sama Pemerintah maupun swastanya. Oleh karena itu, untuk menarik minat investor ini, pemerintah perlu berbenah diri.

"Investor itu kan butuh kepastian. Keputusan investasi itu tergantung kepastian hukum, praktek bisnis. Itu harus jadi fokus indonesia untuk dibenahi agar bisa bersaing terutama di MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)," ujar Angela. (Baca: Investasi Rp 132 Triliun Masuk Melalui Izin Tiga Jam)

Sekadar informasi, Provinsi Jiangsu, berada di pesisir Timur Cina. Provinsi ini merupakan salah satu yang memiliki keunggulan di bidang manufaktur elektronika, telekomunikasi dan komponen-komponennya, petrokimia, tekstil, industri logam, dan permesinan. Jiangsu merupakan provinsi kedua terkecil di RRT, namun memiliki penduduk terpadat kelima terbesar dari 22 provinsi.

Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) provinsi ini merupakan yang kedua terbesar di Cina, setelah Guangdong. Pada 2014, nilai PDB-nya mencapai US$ 1 triliun. Manufaktur dan jasa menjadi motor utama yang berkontribusi terhadap PDB dengan porsi 50 persen dan 40 persen.

Secara keseluruhan, tingginya animo investor asal Cina berinvestasi di Indonesia terlihat dari data realisasi investasi daiam setahun terakhir. Realisasinya mencapai US$ 464,6 juta pada triwulan l tahun ini, naik 518,6 persen dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu. Hal ini menempatkan Cina di urutan empat terbesar setelah Singapura, Jepang, dan Hingkong.