Ke Jepang, Jokowi Bahas Proyek Pelabuhan Patimban

Laily | Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe
Penulis: Safrezi Fitra
27/5/2016, 15.47 WIB

Sebelumnya pada awal Mei, Jokowi menggelar rapat terbatas khusus untuk membahasa rencana pembangunan pelabuhan di pantai utara Jawa. Pelabuhan ini penting untuk mengatasi kepadatan pelabuhan-pelabuhan yang sudah ada seperti Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Emas (Semarang), dan Tanjung Perak (Surabaya).

"Kita membutuhkan pelabuhan yang besar di Pantai Utara untuk meningkatkan efisiensi transportasi dan logistik, dengan kapasitas lebih kurang 7,5 juta TEUS pada tahun 2037," ujar Jokowi. Dari enam lokasi pelabuhan yang dikaji, Patimban yang dianggap paling sesuai. (Baca: Gagal Garap Kereta Cepat, BKPM Klaim Animo Investor Jepang Tetap Tinggi)

Jokowi belum menjelaskan apa hasil pertemuannya dengan Abe, terkait Pelabuhan Patimban. Yang jelas, pertemuan ini tidak hanya membahas proyek dan tawaran pinjaman dari Jepang untuk Pelabuhan Patimban.

Selain Pelabuhan Patimban, ada beberapa proyek lain yang dibahas Jokowi dengan Jepang. Diantaranya proyek pembangunan pembangkit listrik di Batang, Jawa Tengah dan rencana pembangunan jalur kereta api lintas utara Pulau Jawa. (Baca: Investor Jepang Siapkan Rp 2 Triliun untuk Proyek Sejuta Rumah)

Kedua kepala negara membahas berbagai isu yang sempat tertunda dan upaya meningkatkan kerja sama ekonomi Indonesia Jepang. Sekadar informasi, volume perdagangan Indonesia-Jepang pada 2015 mencapai US$ 31,27 miliar, dengan nilai ekspor sebesar US$ 18,01 miliar dan impornya US$ 13,26 miliar.

Halaman: