Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyetujui rencana pembangunan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, sebagai pengganti proyek Cilamaya. Saat ini pihaknya sedang membahas rencana proyek tersebut dengan Jepang.
Pembahasan mengenai proyek ini dilakukan dalam pertemuan bilateral antara Jokowi dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe hari ini. Pertemuan berlangsung di sela pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-7 Outreach di Jepang.
“Presiden Jokowi telah menunjuk Menteri Perhubungan (Ignasius Jonan) sebagai focal point untuk menindaklanjuti kerjasama tersebut,” ujar Juru Bicara Presiden Ari Dwipayana, dalam keterangan resminya, Jumat, (26/5). (Baca: Usulan Jonan, Pemerintah Bahas Utang Jepang untuk Pelabuhan Patimban)
Pembahasan ini terkait tawaran Jepang yang menyatakan siap memberi pinjaman dana untuk pembangunan Pelabuhan Patimban. Jepang menawarkan pinjaman ini dengan bunga murah, sebesar 0,01 persen. Adapun kebutuhan dana investasi untuk pembangunan pelabuhan ini mencapai Rp 40 triliun.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan Rencana pembangunannya dimulai kira-kira awal tahun depan, dan 2019 bisa mulai pengoperasian tahap I dengan kapasitas awal sekitar 1,5 juta TEUs. Setelah jadi, kapasitas pelabuhan ini bisa menampung hingga 7,5 juta per tahun. (Baca: Bappenas: Hanya Jepang yang Tertarik Biayai Pelabuhan Patimban)
Sebelumnya pada awal Mei, Jokowi menggelar rapat terbatas khusus untuk membahasa rencana pembangunan pelabuhan di pantai utara Jawa. Pelabuhan ini penting untuk mengatasi kepadatan pelabuhan-pelabuhan yang sudah ada seperti Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Emas (Semarang), dan Tanjung Perak (Surabaya).
"Kita membutuhkan pelabuhan yang besar di Pantai Utara untuk meningkatkan efisiensi transportasi dan logistik, dengan kapasitas lebih kurang 7,5 juta TEUS pada tahun 2037," ujar Jokowi. Dari enam lokasi pelabuhan yang dikaji, Patimban yang dianggap paling sesuai. (Baca: Gagal Garap Kereta Cepat, BKPM Klaim Animo Investor Jepang Tetap Tinggi)
Jokowi belum menjelaskan apa hasil pertemuannya dengan Abe, terkait Pelabuhan Patimban. Yang jelas, pertemuan ini tidak hanya membahas proyek dan tawaran pinjaman dari Jepang untuk Pelabuhan Patimban.
Selain Pelabuhan Patimban, ada beberapa proyek lain yang dibahas Jokowi dengan Jepang. Diantaranya proyek pembangunan pembangkit listrik di Batang, Jawa Tengah dan rencana pembangunan jalur kereta api lintas utara Pulau Jawa. (Baca: Investor Jepang Siapkan Rp 2 Triliun untuk Proyek Sejuta Rumah)
Kedua kepala negara membahas berbagai isu yang sempat tertunda dan upaya meningkatkan kerja sama ekonomi Indonesia Jepang. Sekadar informasi, volume perdagangan Indonesia-Jepang pada 2015 mencapai US$ 31,27 miliar, dengan nilai ekspor sebesar US$ 18,01 miliar dan impornya US$ 13,26 miliar.