Perkembangan perdagangan secara elektronik atau e-commerce begitu pesat dalam setahun terakhir. Presiden Joko Widodo pun menilai laju jenis bisnis ini sangat luar biasa. Bahkan, setengah bercanda, dia mengatakan bila pertumbuhan e-commerce saat ini tetap bertahan akan ada banyak mal yang tutup akibat pola konsumsi masyarakat yang turut berubah.
Perubahan ini dirasakannya bukan hanya di Indonesia. Ketika berkunjung ke Amerika Serikat dan Inggris, hampir semua kalangan yang ditemuinya mengatakan hal serupa. “Jadi, hati-hati para pemilik mal,” kata Jokowi dengan nada bercanda saat berpidato di Indonesia E-Commerce Summit and Expo di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Rabu, 27 April 2016. (Baca: Lippo Luncurkan e-Commerce US$ 500 Juta).
Jokowi juga meminta para pelaku usaha e-commerce agar dapat bersaing dengan raksasa e-commerce dari luar. Adapun pemerintah akan menyiapkan lingkungan yang mendukung untuk melahirkan e-commerce berskala besar yang diperhitungkan di dunia. “Apalagi saya dengar Alibaba (perusahaan asal Cina) sudah masuk sini. Ini peringatan bagi kita,” kata Jokowi.
Besarnya potensi e-commerce pernah disampaikan Rudiantara. Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika ini, potensi perdagangan e-commerce pada 2015 diperkirakan mencapai US$ 20 miliar atau sekitar Rp 280 triliun. Nilainya lebih besar dari pencapaian tahun sebelumnya sebesar US$ 12 miliar, dan US$ 8 milliar pada 2013. (Lihat pula: Menteri Lembong Janji Aturan E-commerce Lindungi Usaha Kecil).
Melihat perkembangan itu, Jokowi meminta para pelaku usaha mengeluarkan ide bisnis untuk menyambungkan masyarakat seperti nelayan, petani, dan pelaku usaha kecil dan menengah melalui produk aplikasi. Hal ini agar mereka mendapatkan kemudahan dalam menjual produknya. “Saya titip e-commerce agar bisa melakukan itu,” katanya.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong mengatakan walaupun terlihat sangat cerah, namun dirinya meminta agar pelaku usaha e-commerce tetap mempersiapkan diri menghadapi skenario terburuk. Hal ini mengingat perkembangan teknologi seringkali membawa angin perubahan yang sangat cepat kepada perubahan bisnis. “Walaupun dua pertiga kita optimistis, tetap saja siapkan sepertiga untuk masa kemarau,” kata Tom.